Bareksa.com - Nilai tukar rupiah yang terus melemah dalam beberapa minggu terakhir ternyata tidak berpengaruh begitu besar terhadap harga jual mobil PT Astra International Tbk (ASII). Menurut Christian dari Investor Relations Astra, ini karena sekitar 70-80 persen penjualan terjadi di pasar domestik. Adapun penjualan ekspor lebih banyak untuk komponen otomotif.
Jika rupiah terus terdepresiasi, Astra berencana menaikkan harga jual secara bertahap. "Jika beban produksi meningkat dan bisa di-absorb oleh perusahaan, mungkin kami tidak akan menaikkan harga. Tapi, biasanya kami akan menaikkan harga secara bertahap sekitar 1-2 persen. Kami merencanakan ada kenaikan harga jual pada awal tahun depan."
Pada Oktober lalu, Astra telah menaikkan harga. Secara year-on-year (YoY), harga jual mobil Astra telah naik sekitar 6-7 persen.
Adapun volume penjualan turun 7,9 persen menjadi 45.797 unit pada November lalu, dengan penurunan terdalam terjadi pada produk Toyota, yakni sebesar 8,5 persen menjadi 28.868 unit.
"Salah satu penyebab penurunan penjualan mobil adalah karena kenaikan harga bahan bakar minyak," kata Christian.
Grafik: Penjualan Mobil Astra International, 2014
Sumber: Company, data diolah Bareksa.com
Penjualan mobil nasional pada bulan November itu memang turun. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada November lalu turun 15,6 persen menjadi 91.268 unit, dibandingkan di bulan Oktober yang mencapai 105.356 unit.
Grafik: Penjualan Mobil Nasional Sepanjang Tahun 2014
Sumber : gaikindo.or.id, diolah Bareksa.com
Yang menarik, meskipun penjualan mobil Astra merosot, namun pangsa pasarnya meningkat 3 persen menjadi 50 persen.
Grafik: Pangsa Pasar Mobil Indonesia pada Oktober dan November 2014
Sumber: Company, data diolah Bareksa.com