Bareksa.com - Asian Develelopment Bank (ADB) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia menjadi 6,1 persen untuk tahun 2014 dengan pertimbangan adanya perlambatan di semester kedua. Namun, jatuhnya harga minyak dunia dinilai membuka kesempatan emas bagi perekonomian Asia, terutama Indonesia dan India.
Pada bulan September lalu, ADB memproyeksi pertumbuhan ekonomi di area ini bakal mencapai 6,2 persen.
ADB juga menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun depan menjadi 6,2 persen dari sebelumnya 6,4 persen.
Chief Economist ADB, Shang-Jin Wei, dalam rilisnya Rabu 17 Desember 2014 mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tiga kuartal tahun ini memang lebih tumpul dari yang diharapkan. "Merosotnya harga minyak dunia mungkin akan menciptakan kejutan di tahun 2015, terutama bagi negara-negara pengimpor minyak."
Namun, dia menekankan bahwa jatuhnya harga minyak dunia bisa menciptakan kesempatan emas bagi negara-negara berkembang. "Bagi importir minyak seperti Indonesia dan India, jatuhnya harga minyak bisa menjadi kesempatan untuk merevisi kebijakan subsidi minyak mereka," ujarnya.
Pemulihan ekonomi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang juga akan melambat dari proyeksi sebelumnya akibat jatuhnya perekonomian Jepang pada kuartal ketiga tahun ini. Pertumbuhan GDP negara-negara maju diprediksi hanya 1,4 persen tahun ini. Pemulihan baru dapat dirasakan tahun depan dengan proyeksi pertumbuhan naik menjadi 2,1.
Sementara itu, perekonomian negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga diprediksi akan menurun, antara lain di Indonesia, Filipina, Singapura dan juga Thailand.
ADB menurunkan proyeksi laju pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara menjadi 4,4 persen dari sebelumnya sebesar 4,6 persen. Tahun depan, angkanya direvisi menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,3 persen. (np)