Harga Minyak Turun, Defisit APBN 2015 Diperkirakan Cuma 2% PDB

Bareksa • 16 Dec 2014

an image
Konfrensi Pers Pemerintah Terkait RAPBN 2015 (Bareksa/ Suhendra)

Nilai asumsi harga minyak di APBN-P 2015 diperkirakan $71 per barel.

Bareksa.com - Harga minyak dunia terus turun. Hari ini Selasa 16 Desember 2014 harga minyak dunia jenis brent terus merosot hingga hampir menembus $60 per barel; mendekati level terendahnya dalam lima tahun terakhir. (Baca juga: Harga Minyak Dunia Dekati $60 per Barrel, Terendah Dalam 5 Tahun)

Grafik: Pergerakan Harga Minyak Jenis Brent

Sumber: Investing.com

Ekonom PT Bahana Securities, Arga Samudro, kepada Bareksa.com, mengatakan dengan melemahnya harga minyak dunia, pemerintah akan menurunkan Indonesian Crude Price (ICP) dalam Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015.

Arga memperkirakan harga minyak akan dipatok $71 per barel dalam APBN-P 2015 yang akan diajukan pemerintah pada bulan Januari mendatang.

Namun demikian, turunnya harga minyak dunia dibarengi oleh terus melemahnya nilai tukar rupiah. Kemarin saja, kurs tengah rupiah terhadap dolar AS berada pada posisi terlemah dalam setahun ini, yakni Rp12.700.

Grafik: Pergerakan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS

Sumber : Bareksa.com

Melemahnya rupiah pada bulan ini disinyalir karena faktor musiman. Pada akhir tahun rupiah cenderung melemah karena faktor lokal, seperti holiday dan sebagainya.

Neraca perdagangan Indonesia juga sudah mulai membaik. Tahun depan, kemungkinan kebutuhan impor akan berkurang sehingga anggaran subsidi bahan bakar minyak akan berkurang.

“Tahun depan mungkin fiscal deficit akan kurang dari dua persen jika harga minyak tetap turun,” kata Agra.

Bahana Securities memproyeksikan nilai tukar rupiah akan menguat hingga Rp11.800 pada 2015. Dengan turunnya harga minyak ini, defisit APBN 2015 diperkirakan bisa cuma sebesar 2-2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). (al)