BBM Dinaikkan, Penjualan Pom Bensin Asing Naik Dua Kali Lipat

Bareksa • 20 Nov 2014

an image
Petugas mengisi bahan bakar minyak di salahsatu SPBU di Tanah Abang, Jakarta - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Harga Premium yang tidak terlalu jauh dari harga bahan bakar non-subsidi di pom bensin asing menjadi penyebab utama.

Bareksa.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sepertinya membawa angin surga bagi pom bensin asing. Harga BBM bersubsidi Premium yang dijual Rp8.500 per liter diperkirakan akan mendongkrak penjualan bahan bakar non-subsidi.

Sedikitnya selisih harga membuat sebagian pengguna premium akan lari ke bahan bakar yang lebih baik. Ini tentu akan membuat persaingan di bahan bakar dengan oktan 92 memanas. BBM bersubsidi Premium memiliki tingkat oktan yang rendah, di level 88. Pom bensin asing hanya boleh menjual bahan bakar non-subsidi.

Baru tiga hari BBM dinaikkan, banyak pom bensin asing sudah merasakan kenaikan penjualan. Pom bensin Shell yang berada di Jalan MT Haryono, Cawang contohnya. Suryadi, kepada Bareksa, Kamis 20 November 2014 mengatakan mengatakan intensitas pekerjaan yang ia lakukan naik setelah kenaikan harga BBM bersubsidi diumumkan pemerintah.

"Begitu kenaikan harga BBM diumumkan besok malamnya langsung ramai," katanya.

Ia melanjutkan bahwa dibandingkan hari-hari biasa jumlah kendaraan yang mengisi di tempat ia bekerja naik dengan kisaran 40 persen jika dibandingkan sebelum harga BBM dinaikkan. Bukan hanya di MT Haryono saja, pom bensin Shell di Jl Kemang Raya juga mencatatkan peningkatan jumlah konsumen, bahkan kenaikannya bisa dua hingga tiga kali lipat.

Bareksa juga sempat mengkonfirmasi kenaikan pendapatan ini kepada salah satu pom bensin Shell di Jl Raya Kalimalang. Fandi, petugas SPBU, mengaku saat ini tugasnya bertambah berat pasalnya konsumen terus datang setelah kenaikan harga BBM diumumkan. Namun ia tidak bisa memberikan gambaran pasti mengenai berapa besar penambahan pelanggan yang datang.  

Senada dengan Shell, pom bensin Total juga mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini diakui oleh salah seorang pegawai di pom bensin Total di Jl kemang Raya, jakarta yang enggan disebutkan namanya.

Menurutnya, sebelum kenaikan BBM ia hanya bisa menjual 800 liter bensin non-subsidi. Namun setelah kenaikan harga BBM menjadi Rp8.500 ia mampu menjual hingga lebih dari seribu liter per hari. Bensin non-subsidi dijual tidak jauh diatas Rp10.000 per liter. Pertamax, produk bensin non-subsidi Pertamina, dijual seharga Rp10.200 per liter.

"Kenaikannya mulai dari BBM naik," kata Fandi saat ditemui Bareksa di pom bensin Shell di Jl Raya Kalimalang.

Media Relations Shell hingga saat ini belum bisa mengkonfirmasi kenaikan penjualan ini. Pertanyaan yang diajukan Bareksa sejak kemarin belum mendapatkan respon.

Feza, salah satu konsumen Shell mengatakan dirinya memang sudah lama menggunakan bahan bakar dengan oktan 92 ini. Namun ia tidak mematok apakah harus menggunakan Shell ataupun Pertamax. "Di dalam tabung bensin saya ini campur saja isinya," katanya.

Ia mengatakan pom bensin yang sepi memang menjadi daya tarik tersendiri apalagi jika dibandingkan dengan pom bensin pertamina. Mengenai harga, perbedaan harga tidak terlalu jauh dengan Pertamax Pertamina.

Menurutnya antara Shell, Total dan juga Pertamax hanya terpaut Rp200-400. Namun ia membenarkan jika antrian kendaraan yang lebih sedikit di pom bensin membuat pom bensin tersebut lebih menarik untuk didatangi. (qs)

 

Tambahan laporan oleh: Ni Putu Kurniasari