Berita / / Artikel

Kenaikan Harga BBM Akan Segera Diumumkan: Wakil Presiden Jusuf Kalla

• 15 Nov 2014

an image
Presiden Joko Widodo (tengah) menyalami Ketua DPR Setya Novanto (kiri) disaksikan Wapres Jusuf Kalla (kanan) seusai pertemuan dengan pimpinan DPR kecuali Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10). (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan setelah Jokowi kembali dari sidang G-20 di Australia.

Bareksa.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab pertanyaan wartawan seputar rencana kenaikan harga BBM bersubsidi di kantorya.

Pemerintah berencana menaikan harga Premium yang dijual di harga Rp6.500 per liter pada bulan November ini, Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan sebelumnya.

Sementara Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga pernah mengatakan dalam conference call dengan investor asing belum lama ini bahwa dengan harga minyak mentah di kisaran $80 per barel seperti sekarang ini, harga keekonomian Premium ada sedikit di atas Rp9.000 per liter. 

Dibawah ini transkrip jawaban Jusuf Kalla kepada wartawan seputar kenaikan harga BBM.

Soal kenaikan harga-harga sembako di pasar yang sudah lebih dulu naik:

"Naik itu karena berbagai alasan. Karena musim kering, cabe tidak bisa, sayur tidak bisa tumbuh. Kalau barang impor karena rupiah melemah, sebagian itu akibat dari harga BBM akan naik. Tetapi itu hanya hal-hal tertentu yg berkaitan dengan minyak. Sebagian besar karena kering. Tetapi juga karena rupiah melemah. Yang impor-impor itu duluan naik."

Soal kapan harga BBM akan naik:
"Itu segera akan diumumkan, begitu Presiden datang. Tapi kita harus hitung ulang, dengan harga minyak 80 dolar per barel seperti saat ini kita harus hitung lagi."

(Presiden Joko Widodo kembali ke Indonesia setelah sidang G-20 di Brisbane, Australia yang berlangsung tanggal 15-16 November usai.)

Saat ditegaskan kembali kapan harga BBM akan naik:
"Tunggu aja pokoknya. Tenang aja."

Soal skenario kedua karena harga minyak mentah turun:
"Tentu disesuaikan dengan kondisi yang ada, walaupun harga sekarang ini tidak bertahan lama. Karena banyak yg akan rugi. Di Amerika gasnya baik sehingga mengurangi konsumsi bahan bakar. Kalau kita naikkan tinggi terus harga turun, tidak bagus juga buat masyarakat."

 

 

Tags: