Bareksa.com - Rugi bersih PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) meningkat drastis pada sembilan bulan pertama tahun ini, disebabkan oleh membengkaknya biaya sewa pesawat, biaya bahan bakar dan kerugian selisih kurs.
Pada periode Januari-September, Garuda membukukan rugi bersih sebesar $219,5 juta, dibanding rugi bersih $14,7 juta pada periode yang sama tahun lalu, berdasarkan pengumuman di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
Total biaya operasional Garuda membengkak, terutama biaya sewa pesawat yang naik 35,5 persen menjadi $530,1 juta, biaya bahan bakar yang naik 15 persen menjadi $1,18 miliar, dan biaya promosi yang naik 19 persen menjadi $34,2 juta.
Total biaya operasional naik sebesar 13,2 persen menjadi $3,05 miliar, padahal total pendapatan hanya naik 4,3 persen menjadi $2,8 miliar. Dari sisi operasional saja, Garuda sudah membukukan kerugian -- biaya operasional melebihi total pendapatan.
Sementara kerugian kurs Garuda tercatat sebesar $6,6 juta, dari sebelumnya keuntungan kurs sebesar $37,6 juta. (qs)