Berita / / Artikel

Jokowi Akan Bertemu Presiden Rusia Putin di Beijing Bahas Pembelian BBM

• 04 Nov 2014

an image
Petugas mengisi bahan bakar minyak di salahsatu SPBU di Tanah Abang, Jakarta - (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Jokowi akan bertemu Putin di sela-sela pertemuan APEC di Beijing pada tanggal 10 November

Bareksa.com - Presiden Joko Widodo berencana bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) di Beijing tanggal 10 November untuk membicarakan pembelian minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM) langsung dari BUMN Rusia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan kepada Bareksa.com.

Pemerintah Indonesia sedang memulai langkah pertama upaya pemberantasan mafia migas dengan memulai negosiasi pembelian minyak langsung ke negara produsen (Government-to-Government), menghindari pihak ketiga trader minyak yang mengambil untung berlebihan.

Harga minyak langsung dari produsen $15 per barel lebih murah daripada harga di pasar. Indonesia mengkonsumsi sekitar 1,6 juta barel minyak mentah per hari, sementara produksi dalam negeri hanya mencapai 800,000 barel per hari. Pembelian melalui trader merugikan uang negara triliuanan rupiah per tahunnya.

"Kedepan kita beli minyak secara G-to-G (government-to-government). Orang-orang Rusia sudah ada di Jakarta untuk melakukan pembicaraan awal menjelang pertemuan Jokowi dan Putin nanti," tambah Sudirman kepada Bareksa.com setelah pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional di kantornya baru-baru ini.

Rencana kerjasama G-to-G dengan Rusia sebenarnya telah didahului dengan langkah serupa pada hari Jumat lalu. Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Pertamina dan pemerintah Angola yang diwakili oleh perusahaan minyak negara tersebut, Sonangol EP, menandatangani nota kesepahaman rencana pembelian minyak langsung oleh Indonesia.

Deal dengan Rusia, Angola seperti ini kami yakin akan memancing negara-negara yang memiliki surplus produksi minyak untuk kerjasama dengan kita, ujar Sudirman. Ia menambahkan Arab Saudi dan Kuwait termasuk negara potensi untuk dijajaki kerjasama serupa.

Diketahui beberapa trader pernah mendatangi pemerintah Angola mengatasnamakan Pertamina untuk membeli minyak mentah dalam jumlah besar, tetapi ditolak karena pemerintah Angola tidak melayani trader.

Sementara perusahaan minyak dari Arab Saudi pernah menawarkan menjual minyak mentah langsung ke Pertamina, tetapi tidak difasilitasi. Wianda Pusponegoro, humas Pertamina, tidak menjawab panggilan telepon dari Bareksa.com saat dicoba dimintai tanggapannya.  

Kita akan tetap membeli dari pasar spot dalam jumlah yang minimal untuk fleksibilitas. "Dengan begitu kita tidak dipaksa market untuk beli mahal. Kita beli pada saat ada kesempatan mendapat harga yang bagus," tambah Sudirman.

Tags: