Bareksa.com - Produsen batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) melakukan pembelian kembali (buyback) hutang obligasi yang diterbitkan oleh anak usaha PT Adaro Indonesia senilai $800 juta atau sekitar Rp9,6 triliun sehingga bisa menghemat beban bunga sampai $40 juta atau sekitar Rp480 miliar per tahun.
Adaro melakukan refinancing atas hutang obligasi tersebut dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh 25 Agustus lalu sebesar $1 miliar dari sindikasi 14 bank asing serta dari kas internal.
Obligasi yang diterbitkan oleh Adaro pada 22 Oktober 2009 seharusnya akan jatuh tempo pada tahun 2019 dan memiliki bunga tetap sebesar 7,63 persen per tahun serta memperoleh rating BB+ dari lembaga rating Fitch.
"Di tengah kondisi harga batubara yang sulit, kami akan fokus untuk menjaga tingkat permodalan, efisiensi biaya, dan pengurangan jumlah hutang," kata David Tendian, Direktur Adaro.
Sepanjang semester pertama tahun ini, volume penjualan Adaro hanya tumbuh 13 persen menjadi 28,2 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan bersih hanya tumbuh 7 persen menjadi $1,69 miliar yang mengindikasikan penurunan harga jual batubara milik Adaro.