Bareksa.com – Keluarnya dana investasi asing sebesar Rp8,7 triliun dari bursa saham dalam tiga minggu terakhir terasa sekali dampaknya, terutama bagi saham sektor konstruksi. Sejak tanggal 10 September, investor asing tercatat terus secara bergelombang melego saham-saham perusahaan konstruksi BUMN.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan volume jual terbanyak di saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan volume sebanyak 54,789 juta saham, disusul PT PP Tbk (PTPP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masing-masing sebanyak 27,79 juta saham, 23,64 juta saham, dan 8,85 juta saham.
Grafik: Perbandingan Harga Penutupan Saham Konstruksi dengan Aliran Dana Asing (Ribu Lembar)
Sumber: Bareksa.com
Hengkangnya investor asing tersebut dinilai Aldo, analis RHB OSK Securities, masih terkait dengan lemahnya posisi tawar pemerintahan Jokowi-JK di parlemen. “Kondisi politik ini menyebabkan investor asing kehilangan rasa confident-nya. “
Aldo menilai lemahnya Koalisi Indonesia Hebat di parlemen membuat investor menilai pemerintahan baru nanti akan sulit menjalankan program-program kerjanya. Dan jika itu benar terjadi, akan berimbas bagi raihan kontrak baru perusahaan-perusahaan konstruksi di atas.
“Tapi, sebaiknya dilihat dulu di kuartal III-2014 dan kuartal IV-2014, jika proyek infrastruktur pemerintah banyak dijalankan maka besar kemungkinan di tahun-tahun selanjutnya akan baik.”
Selain masalah politik, Aldo juga menilai aksi jual investor itu juga terkait dengan valuasi sektor konstruksi yang sudah terlampau tinggi. “Saat ini, valuasi sektor konstruksi memang sudah tinggi. Idealnya, valuasi sektor konstruksi dengan rasio PER sebesar 14,8x berdasarkan data historis.”
Jika dilihat di tabel perbandingan rasio keuangan di bawah, nilai PER untuk keempat saham konstruksi BUMN itu berada pada level di atas 20 x.
Tabel: Perbandingan Rasio Keuangan Perusahaan Konstruksi BUMN
Sumber: Bareksa.com