Bareksa.com – Nilai tukar rupiah hingga kemarin melemah ke level di atas Rp12.000 per dolar Amerika. Bagaimana pengaruhnya dengan utang negara?
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Utang yang diolah Bareksa.com, per Agustus 2014 komposisi utang berdenominasi valuta asing (valas) terhadap total utang mencapai level terendah sejak tahun 2001, yakni sebesar 43 persen. Padahal di akhir tahun 2013, komposisi utang valas masih berada pada level 47 persen.
Utang pemerintah RI yang berdenominasi valas hingga Agustus 2014 mencapai Rp1.090,05 triliun. Ini terdiri dari pinjaman bilateral sebesar Rp674,07 triliun dan surat berharga negara (SBN) Rp415,98 triliun. Pertumbuhan utang pada akhir tahun 2013 lalu mencapai 20 persen dibandingkan tahun 2012. Ini antara lain karena harus menutupi defisit anggaran yang membengkak hingga 2,46 persen.
Kenaikan ini mendorong merosotnya nilai tukar rupiah hingga ke level Rp12.189 per dolar Amerika.
Per Agustus 2014, total utang pemerintah hanya naik 7 persen jika dibandingkan dengan akhir tahun 2013, dengan defisit anggaran mencapai 1,68 persen sesuai dengan yang tercatat dalam APBN 2014.
Rendahnya utang dalam dolar, menurunkan risiko kenaikan beban akibat melemahnya nilai tukar rupiah.
Sumber: Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), diolah Bareksa.com