Bareksa.com – Menanggapi isu-isu yang berkembang mengenai merjer dan akuisisi, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menegaskan jika aksi korporasi itu lebih merupakan kebijakan yang terkait dengan konsolidasi perbankan. Untuk itu, BMRI siap mendukung kebijakan tersebut karena merupakan hal yang wajib dilakukan industri perbankan nasional.
Manajemen BMRI mengemukakan beberapa alasan mengapa konsolidasi penting dilakukan. Pertama, kebutuhan untuk memperkuat permodalan perbankan. Harus diingat jika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) khusus sektor keuangan akan diimplementasikan pada 2020, sehingga dibutuhkan perbankan yang lebih besar, kuat dan lebih efisien.
Saat ini, modal perbankan Indonesia masih relatif lebih kecil dibandingkan perbankan lain di kawasan. Pada akhir 2013, modal bank terbesar di Indonesia adalah sekitar USD7,4 miliar, sementara modal bank terbesar di Singapura telah mencapai USD30 miliar, bank terbesar di Malaysia USD15 miliar dan bank terbesar di Thailand USD9 miliar.
Kedua, Indonesia perlu menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi baru, seperti sektor infrastruktur dan energi. Pengembangan sektor ini membutuhkan modal yang besar karena secara alamiah, memang proyek-proyek di sektor ini sangat besar.
Ketiga, masih rendahnya akses keuangan yang menyebabkan tingkat utilisasi dana masyarakat yang belum optimal. Kajian Bank Dunia memperlihatkan bahwa rasio akses kepada pembiayaan di Indonesia baru 51 persen dari total populasi, dibandingkan dengan rasio di Malaysia dan Thailand yang masing-masing 65 persen dan 60 persen.
Untuk itu, saat ini BMRI juga tengah menyusun rencana jangka panjang periode 2015-2020 yang akan menentukan tahapan strategi untuk dapat mencapai visi sebagai Bank terbesar di ASEAN, kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi. (NP)