Nomura Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Akhir Tahun Capai

Bareksa • 19 Sep 2014

an image
Sejumlah pekerja melakukan aktivitas pengemasan peti kemas di Pelabuhan Tanjuk Priok, Jakarta Utara, Kamis (7/8). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pelemahan ekspor komoditas mendorong kenaikan defisit transaksi berjalan

Bareksa.com – Nomura memprediksi hingga akhir tahun nilai defisit transaksi berjalan akan mencapai 3,1 persen dari PDB imbas dari pelemahan ekspor.

Angka defisit tersebut lebih rendah dari nilai defisit kuartal II-2014 lalu yang sebesar 4,3 persen dari PDB, menunjukan adanya perbaikan neraca.

Dalam laporan riset yang telah disampaikan kepada nasabah, Nomura menilai pelemahan ekspor akan semakin besar imbas dari penurunan harga komoditas serta volume ekspor komoditas akibat adanya larangan ekspor bahan mineral mentah.

Kenaikan defisit transaksi berjalan yang terjadi di kuartal II-2014 menjadi 4,3 persen dari PDB dari kuartal sebelumnya sebesar 2 persen dari PDB tidak hanya disebabkan adanya faktor seasonal yakni periode bulan Ramadhan tetapi juga karena ekspor yang semakin menurun.

Bank Indonesia akan tetap mempertahankan langkah pengetatan untuk menahan laju peningkatan impor guna menahan kenaikan defisit.

Tetapi stabilisasi dari nilai transaksi berjalan tidak dapat hanya berharap dari Bank Indonesia, karena ruang untuk melakukan pengetatan juga semakin menyempit.

Stimulus yang diberikan Bank Sentral Amerika, The Fed akan berakhir tahun ini, dan juga berencana untuk mempercepat peningkatan Fed Rate tahun depan juga semakin memberatkan langkah BI untuk menahan defisit transaksi berjalan.

Perlu perbaikan dari Pemerintahan baru yang lebih bersifat struktural. 60 persen dari total ekspor di Indonesia merupakan ekspor bahan komoditas sehingga Indonesia sangat tergantung dari harga komoditas. (NP)