BI Diprediksi Tahan BI Rate 7,5%; BI Masih Ambil Langkah Ket

Bareksa • 10 Sep 2014

an image
Warga mengambil uang baru saat menukarkan uang di mobil kas keliling Bank Indonesia di Jalan Raya Panglima Sudirman, Kota Kediri, Jawa Timur, Minggu (20/7) - (ANTARA FOTO/Rudi Mulya)

Dengan mempertahankan BI rate di 7.5%, itu berarti secara riil BI rate naik dari 3% ke 3.5%.

Bareksa.com - Diperkirakan Bank Indonesia (BI) tetap akan mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen besok, karena Indonesia masih menghadapi masalah twin deficit menurut Rangga Cipta, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia.

Selama twin deficit -- defisit fiskal dan transaksi berjalan -- masih berlangsung, sulit bagi Bank Indonesia untuk memangkas BI rate mendekati angka inflasi bulan Agustus yakni 3,99 persen. Walaupun tingkat inflasi tersebut berada dalam target BI yakni kurang lebih 4.5 persen, ungkap Rangga kepada Bareksa.com.

Rangga menilai risiko ekonomi hingga akhir tahun tinggi. Jika Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menaikan harga BBM subsidi tentu akan mendorong inflasi.

Tetapi jika Jokowi tidak berhasil menaikan harga BBM tahun ini, maka BI perlu menahan laju impor non migas untuk mengkompensasi kenaikan impor migas dengan cara mempertahankan tingkat bunga pada level saat ini.

Tetapi menurut Rangga, BI sepertinya tidak akan agresif untuk menaikkan BI rate saat ini karena pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) terus turun dari angka yang diharapkan BI

Akan tetapi perlu diingat, dengan mempertahankan BI rate di level 7.5 persen, itu berarti secara riil (setelah dikurangi inflasi),  BI rate naik dari 3 persen ke 3.5 persen. Itu menandakan BI masih mendukung kebijakan moneter yang semakin ketat untuk mengatasi twin deficit.

Rangga memperkirakan inflasi tahunan akan bertahan di 4-5 persen sampai akhir tahun jika tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi. Sehingga secara riil BI rate akan berkisar di 2.5-3.5 persen. (NP)