Naiknya Biaya Jasa Pelabuhan & Tarif Listrik Bebani Industri

Bareksa • 05 Sep 2014

an image
Salah seorang peserta stan merapikan kain jumputan khas Palembang pada gelaran Koperasi & UKM Goes to Mall di Plaza Palembang Square, Sumsel - (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Ekspor tekstil tahun ini kurang lebih sama dengan ekspor tahun lalu, ungkap Ade, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia

Bareksa.com - Kenaikan biaya jasa pelayanan pelabuhan di Tanjung Priok Jakarta bakal berpengaruh bagi pertumbuhan ekspor tekstil tahun ini. Kondisi semakin sulit ketika pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) lanjutan pada 1 September 2014.

Ekspor tekstil tahun ini sulit meningkat karena ada tambahan beban perusahaan. Pertama, kenaikan beban dari biaya pengiriman yang terjadi karena kenaikan tarif jasa pelabuhan di Tanjung Priok. Kedua, kenaikan komponen biaya produksi akibat kenaikan tarif listrik sekitar 40 persen tahun ini, menurut Ade Sudrajat, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).

Ade memproyeksikan, ekspor tekstil tahun ini kurang lebih sama dengan ekspor tahun lalu. "Sampai akhir tahun ini, kami memperkirakan ekspor sekitar USD12,6 miliar. Hampir sama dengan tahun lalu," terang Ade yang dilansir dari kontan online.

Kinerja ekspor yang seret ini setidaknya tampak dari kinerja pertumbuhan ekspor salah satu emiten tekstil, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) yang hanya mencatat kenaikan ekspor tipis 0,35 persen menjadi USD 28,7juta dari realisasi waktu yang sama tahun lalu sebanyak USD28,6 juta.

Tak hanya di pasar ekspor, Ade memproyeksikan, penjualan tekstil di pasar domestik juga tidak mengalami perubahan banyak pada semester II-2014. Selain karena naiknya tarif listrik, penerapan pajak sebesar 10 persen untuk produk pertanian bisa mempengaruhi penjualan tekstil. (NP)