Bareksa.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) belum tertarik untuk melakukan ekspansi ke luar daerah mengingat potensi Jawa Timur yang masih besar, dimana terdapat 6,8 juta UMKM yang masih memerlukan pembiayaan.
BPD dengan kode saham "BJTM" ini juga menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 24,88 persen hingga akhir tahun dengan pertumbuhan tertinggi berasal dari kenaikan deposito sebesar 49,94 persen dibandingkan tahun lalu.
Namun realisasi hingga Juli 2014 perolehan DPK Bank Jatim hanya Rp10,65 triliun, turun 14,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam acara public expose di Surabaya kemarin (21/8), manajemen Bank Jatim mengakui tantangan terberat tahun ini adalah masalah likuiditas dikarenakan bank-bank besar memberikan suku bunga deposito sangat tinggi.
Selain itu juga manajemen ditargetkan untuk menjaga porsi dana murah (Current Account Saving Account/CASA) di level 60 persen.
Untuk itu dari segi produk, Bank Jatim mengembangkan produk tabungan melalui Tabungan Siklus berhadiah langsung dan produk e-money melalui kartu Bank Jatim Flazz yang bekerjasama dengan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Bank Jatim juga berencana mengurangi rasio pembayaran deviden kepada pemegang saham guna menambah modal. Dividend yield Bank Jatim berada pada level 10,2 persen, paling tinggi di industri perbankan yang rata-rata di bawah 4 persen.
Sementara, dari sisi valuasi, Price to Book Value (PBV) saat ini berada pada level 1,1 kali, Price Earning Ratio (PER) Ratio 6,3 kali. (NP)
*oleh Sigma Kinasih