Berita / / Artikel

Analis: Perlambatan Penjualan Ritel Akan Dikompensasi Ekspor

• 12 Aug 2014

an image
CEO iPaymu Pikukuh Tutuko (kiri) dan Head of Marketing & Business Development Iwan Himawan, melalui smartphone menunjukkan notifikasi email - (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Pelaku pasar lebih menunggu rilis data transaksi berjalan

Bareksa.com – Data Survey Perdagangan Retail Indonesia periode Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan mengalami tekanan meski proyeksi BI masih lebih baik dibandingkan periode May 2014.

Hal tersebut tercermin dari lebih tingginya data indeks penjualan riil Indonesia bulan Juni 2014 yang mencapai nilai 158,3.

Grafik Indeks Penjualan Riil Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Ekonom dari Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra dalam wawancaranya dengan Bareksa.com menilai bahwa bulan Juni 2014 masih mengalami kenaikan karena terbantu oleh election spending, yaitu kenaikan konsumsi karena proses pemilihan umum 2014.

“Meski proses pemilunya dilakukan pada bulan Juni-Juli, tetapi periode kampanye telah dilakukan pada periode Januari hingga bulan Juni 2014.”

Aldian menambahkan untuk ke depannya diperkirakan konsumsi swasta akan melambat meski masih di atas 5 persen. Akan tetapi perlambatan konsumsi tersebut akan dikompensasi oleh perbaikan ekspor karena ekspor mineral mentah sudah diperbolehkan kembali serta investasi mesin-mesin yang akan meningkat hingga akhir tahun.

“Meningkatnya investasi dipicu oleh terus meningkatnya demand untuk meningkatkan produksi pabrik, khususnya pabrik bahan industri dasar.” 

Aristo Tjendra, Kepala riset Monex Investindo Futues menilai rilis data perdagangan retail Indonesia tidak akan berdampak siginifikan bagi pasar mata uang.

“Data perdagangan retail di Indonesia tidak akan berpengaruh besar bagi pasar forex. Di Amerika dan Eropa, konsumsi dalam negeri menopang 2/3 perekonomiannya oleh karena itu data ini sangat berpengaruh bagi pergerakan mata uang mereka. Beda halnya dengan Indonesia yang lebih ditopang oleh sektor ekspor.”

Ariston melanjutkan bahwa pasar saat ini lebih menunggu data hasil transaksi berjalan Indonesia yang akan dirilis pada tanggal 15 Agustus 2014.

 

 

 

Tags: