Jokowi Akan Pangkas Jumlah Menteri; Harga BBM Bisa Naik 2015

Bareksa • 08 Aug 2014

an image
Vice presidential candidate Yusuf Kalla looks on as Indonesia President Susilo Bambang Yudhoyono shakes hand with presidential candidate Joko "Jokowi" Widodo during a meeting at the presidential palace in Jakarta. (REUTERS/Beawiharta)

Salah satu penasehat Jokowi, Luhut Pandjaitan melakukan conference call dengan Deutche Bank.

Bareksa.com – Calon presiden terpilih Joko Widodo akan memotong jumlah menteri menjadi hanya 24-27 dari 34 posisi saat ini, ungkap salah satu penasehat terdekatnya Luhut Pandjaitan dalam conference call dengan Deutche Bank.

Selain memangkas jumlah menteri beberapa lembaga yang fungsinya timpang tindih juga akan dikurangi, sementara transparansi dan independensi pada BUMN non publik seperti Pertamina dan PLN akan ditingkatkan, tambah Luhut.

Dalam laporan Deutche Bank yang dikirim kepada klien, Luhut juga menyampaikan tim Jokowi telah memberikan proposal kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menaikan harga BBM Rp1.500 per liter atau naik 23 persen sebelum berakhirnya pemerintahan Oktober 2014 ini.

Jika tidak dilakukan, maka tim Jokowi baru akan dapat menaikkan harga BBM pada awal tahun 2015. Langkah ini akan membutuhkan persetujuan parlemen untuk pengeluaran anggaran pemberian dana kompensasi rakyat miskin.

Dalam periode 2 hingga 3 tahun mendatang Jokowi memang berencana menurunkan subsidi BBM secara agresif untuk menambah anggaran infrastruktur. Proyek infrastruktur difokuskan pada sektor transportasi dan energi seperti pembangkit listrik, tambah Luhut.

“Kami optimis dapat persetujuan dari Parlemen. Terdapat sinyal-sinyal partai demokrat dan partai golkar merapat” ujar Luhut. (QS)

 

*oleh Ni Putu Kurnia Sari