Berita / / Artikel

Ekonom: Defisit Transaksi Bejalan Kuartal II-2014 Melebar, R

• 08 Aug 2014

an image
Seorang pria duduk dengan latar lambang mata uang dolar di Jakarta. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)

Selain melemahnya ekonomi dalam negeri, sentimen eksternal akan dorong pelemahan rupiah

Bareksa.com - Defisit transaksi berjalan periode Juli yang diprediksi melebar akan menekan nilai tukar rupiah menurut Ariston Tjendra Kepala riset Monex Investindo."Rupiah dapat mencapai level di atas Rp12.000 per dolar Amerika karena pasar currency lebih responsif terhadap data makroekonomi dibandingkan pasar saham dan obligasi. “

Selain melemahnya data ekonomi dalam negeri, sentimen eksternal yakni pemangkasan stimulus ekonomi Amerika juga diproyeksi mendorong pelemahan nilai tukar rupiah tambah Ariston kepada Bareksa.com.

Aldian Taloputra, Ekonom Senior Mandiri Sekuritas menilai pengeluaran seperti pembagian aset repatriasi, deviden, serta pembayaran utang jatuh tempo sebabkan defisit transaksi berjalan kuartal II-2014 meningkat menjadi 4,2 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dibandingkan kuartal I-2014 yang hanya 2,06 persen.

"Defisit pada semester II-2014 akan berkurang jika nilai impor kembali normal dan terjadi perbaikan transaksi ekspor. Peningkatan pendapatan dari renegosiasi gas lapangan tangguh juga berikan efek positif" tambah Aldian kepada Bareksa.com

Aldian memproyeksikan hingga akhir tahun, defisit transaksi berjalan berkurang ke level 3,01 persen karena peningkatan ekspor terutama setelah pemerintah memperbolehkan Freeport untuk mengekspor mineral mentah.

Ariston berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan dari sisi fiskal dengan mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) karena sepanjang semester I-2014 pengeluaran untuk subsidi energi mendorong peningkatan defisit. “Kalau dari sisi moneter, Bank Indonesia sudah bagus melakukan intervensi di pasar mata uang agar rupiah lebih stabil.”

 
Tags: