Bareksa.com - Penjualan semen nasional selama semester pertama 2014 tumbuh 4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia.
Bagaimana dengan kinerja emiten produsen semen dalam periode tersebut?
Dalam laporan yang kami pelajari, selama semester pertama 2014, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatat pertumbuhan tertinggi yakni 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu menjadi 12,7 juta ton.
Kemudian diikuti penjualan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang tumbuh 4 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 4,2 juta ton.
Sedangkan penjualan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) hanya tumbuh 3 persen dibawah penjualan semen nasional, ungkap laporan riset tersebut.
Analis dalam laporan tersebut memperkirakan penyebab rendahnya pertumbuhan penjualan Indocement, karena peningkatan harga jual produk yang melebihi pesaing-pesaingnya.
Semester pertama 2014, SMGR masih memimpin pangsa pasar dengan perolehan sebesar 44 persen, diikuti INTP sebesar 30,5 persen dan SMCB sebesar 14,4 persen.
SMCB berhasil meningkatkan 0,9 persen pada pangsa pasarnya karena adanya tambahan produksi dari pabrik Tuban I, menurut laporan tersebut.
Citi Group dalam analisisnya memiliki pandangan positif terhadap produsen semen karena volume penjualan masih sesuai target dan tingkat utilisasi masih tinggi.
Disebutkan dalam laporan Citi Group yang telah disebarkan kepada nasabah, utilisasi SMGR saat ini sebesar 96 persen, INTP sebesar 98 persen dan SMCB sebesar 83 persen.
Return on Equity Ratio (ROE) dari emiten sektor semen juga cukup tinggi yakni sebesar 21 persen, ungkap laporan tersebut.
Berdasarkan data Bareksa.com, dalam setahun terakhir INTP memiliki return yang paling besar dibandingkan SMCB dan SMGR, yaitu sebesar 13,38 persen.
Sementara return SMGR selama satu tahun adalah 11 persen dan return SMCB hanya 2,8 persen.
Grafik Perbandingan Return Saham SMGR, SMCB, dan INTP
Sumber : Bareksa.com
*oleh Nurul Fauziyah