Pertumbuhan Tiongkok Diproyeksi Tak Capai Target, Hambatan B

Bareksa • 14 Jul 2014

an image
A Chinese national flag flutters outside the headquarters of the People's Bank of China in Beijing (REUTERS/Petar Kujundzic)

Outlook pasar komoditas dalam dua tahun kedepan belum membaik, ungkap Dian, Ekonom Bank Danamon

Bareksa.com – Pertumbuhan Tiongkok diperkirakan tidak akan mencapai target yang dicanangkan pemerintah yang sebesar 7,5 persen.

Dari data bareksa.com, sepanjang semester pertama 2014, ekspor di Tiongkok hanya tumbuh 7,2 persen. Sebelumnya para ekonom memperkirakan ekspor Tiongkok akan tumbuh 10,6 persen seiring dengan membaiknya perekonomian Amerika Serikat dan kawasan Eropa, dikutip dari Kontan.

"Pengaruh perlambatan ekspor Tiongkok akan mempengaruhi permintaan komoditas secara global" ungkap Dian Yustina, ekonom Bank Danamon dalam wawancara kepada Bareksa.com

Tiongkok merupakan tujuan terbesar untuk ekspor komoditas. Jika permintaan terus melambat akan berakibat pada tingginya persediaan komoditas sehingga menyebabkan harga komoditas sulit untuk naik, tambah Dian.

Dian memperkirakan outlook pasar komoditas seperti batubara serta tembaga dalam dua tahun kedepan masih belum membaik.

Indonesia harus mulai beralih dari ekspor barang tambang mentah ke barang hasil pabrikan dengan tujuan negara-negara maju yang saat ini tengah mengalami perbaikan ekonomi, saran Dian

Data Kemetrian Perdagangan mencatatkan bahwa nilai Ekspor Non Migas(termasuk di dalamnya juga ekspor komoditas) Indonesia ke Tiongkok selama periode Januari-April 2014 hanya tumbuh tipis 1,89 persen menjadi USD 16,2 Miliar dari sebelumnya USD 15,9 Miliar. 

Berdasarkan data dari Bareksa.com, Tiongkok mengalami percepatan pertumbuhan rata-rata 6,74 persen per tahun sepanjang periode 2000-2007 kemudian sepanjang periode 2009-2013, mengalami perlambatan pertumbuhan rata 6,17 persen per tahun.

Grafik Pertumbuhan GDP & Nilai Ekspor China Periode 2000- Juni 2014

Sumber: Bareksa.com

 

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok sepanjang semester I-2014 diperkirakan tumbuh 7,3 persen atau melambat dari yang tahun sebelumnya yang masih tumbuh 7,7 persen seperti yang dikutip dari Skynews.com.

Pemerintah Tiongkok memperkenalkan serangkaian kebijakan sebagai respon atas perlambatan pertumbuhan, termasuk keringanan pajak untuk usaha kecil, bantuan pinjaman untuk daerah pedesaan serta perusahaan kecil. (NP)

 

*oleh Suhendra