Bareksa.com - Indeks Dow Jones Industrial Average dan Indeks Standard & Poor's 500 terkoreksi tipis (-0,3 persen dan -0,39 persen) setelah aksi ambil untung investor. Faktor lainnnya adalah adanya spekulasi the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat. "Suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari prediksi. Dan saat suku bunga naik, saya memprediksi adanya aksi jual. Tapi saya tidak percaya the Fed akan menaikkan suku bunga dan mengganggu stabilitas yang ada sekarang," papar Tom Stringfellow, president and chief investment officer Frost Investment Advisors LLC.
Beberapa pengamat pasar menyatakan kegelisahan pada lonjakan terbaru dalam harga ekuitas, yang pekan lalu mengangkat Dow di atas 17.000 untuk pertama kalinya. Ekonom pemenang hadiah Nobel, Joseph Stiglitz, mengatakan dalam sebuah wawancara televisi bahwa ia "sangat tidak nyaman" dengan harga saham saat ini, sementara direktur pelaksana Raymond James, Jeffrey Saut, mengatakan dalam sebuah catatan bahwa saham rentan terhadap penurunan 10-12 persen dalam beberapa minggu ke depan.