Solusi Peningkatan Lapangan Pekerjaan Prabowo Dikritisi Peng

Bareksa • 17 Jun 2014

an image
Capres nomor urut satu Prabowo Subianto memberikan sambutan saat deklarasi dukungan anggota DPR RI Partai Demokrat kepada pasangan Prabowo-Hatta di Jakarta (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Sektor pertanian lebih membutuhkan mesin dan industrilisasi, penggunaan tenaga kerja menjadi lebih sedikit

Bareksa.com - Pada acara Debat Capres yang diselenggarakan tadi malam, 15 Juni 2014, penekanan prabowo tentang sektor pertanian dikritisi beberapa pengamat. Simak ulasannya.

"Pertanian bisa menyerap tenaga kerja yang banyak dalam waktu yang singkat.” Ungkap Prabowo dalam debat tersebut

Dalam perhitungan Prwbowo 1 ha lahan dapat menyerap 6 orang pekerja dari hulu sampai hilir. Prabowo berencana akan buka 2 juta ha lahan sawah baru dan 2 juta ha lahan untuk bioethanol. Jadi jika 4 juta ha dikali 6 orang maka 24 juta orang akan bekerja dalam periode 5 tahun.

Menurut  pengamat pasar modal, Poltak Hotradero dalam akun twitternya @hotradero mengatakan jika program ekonomi pertanian Prabowo dianggap kurang realistis  dalam meningkatkan jumlah tenaga kerja, karena saat ini orang menolak menjadi petani.

“Urbanisasi Indonesia saat ini 51 persen dan meningkat terus. Desa ditinggalkan karena hanya tersedia profesi petani”, ungkap Poltak

"Bagaimana dengan alat pertanian, pupuk, bibit, irigasi dan infrastruktur agar beras tidak busuk?" tambahnya

Menurut Poltak yang dibutuhkan sektor pertanian adalah mekanisme penggunaan mesin dan industrialisasi, sehingga tenaga manusia lebih digunakan kedalam pemrosesan padi menjadi produk pangan lain yang inovatif. Produktivitas meningkat.

Analis senior dan Direktur Utama Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI) Lin Che Wei sebelumnya juga mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dari sektor pertanian terus menurun, dalam diskusi umum 10 Juni 2014.

Che Wei memperlihatkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukan selama Mei 2012 hingga Mei 2013, tenaga kerja di sektor pertanian turun hingga 839 ribu lapangan pekerjaan.

Sektor yang paling banyak menambah jumlah tenaga kerja justru berasal dari sektor jasa dan perdagangan, yang dalam periode tersebut menambah lebih dari 1 juta lapangan pekerjaan.

Terkait dengan tanaman bio ethanol, Poltak juga mengkritisi karena tidak mudah dalam menanam tanaman tersebut.

"Bagaimana biaya produksinya yang mahal?, Logistiknya? Dampak AMDAL dari penggunaan bio ethanol?" ujar Poltak (NP)