Jokowi Eksekutor, Prabowo Komunikator: Debat Capres Tahap Du

Bareksa • 16 Jun 2014

an image
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Joko Widodo dan Jusuf Kalla menyanyikan lagu Padamu Negeri seusai debat calon presiden (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)a

Rangkuman hasil debat capres : Pembangunan Ekonomi & Kesejahteraan Sosial

Bareksa.com - Debat capres semalam dimulai dengan Jokowi menyampaikan cerita soal pertemuannya dengan Ibu Neli tukang cuci di Manado, Bapak Abdulah nelayan dari Belawan, Ibu Satinah buruh tani yang setiap hari kerja di sawah.

Jokowi menyatakan jutaan orang lainnya yang ada di negeri ini memiliki harapan agar ekonomi lebih baik. "Bagi saya ekonomi ditujukan sebesar besarnya untuk kemakmuran rakyat."

Selanjutanya Jokowi mengatakan pembangunan yang merata yang dapat dinikmati semua pihak adalah yang terpenting.

Dalam pernyataanya selama debat 2 jam, Jokowi banyak memberikan penekanan terhadap pemerataan dan perhatian lebih kepada yang selama ini kurang menikmati manfaat pembangunan ekonomi, termasuk pedagang pasar tradisional, guru di daerah pelosok.

Jokowi beberapa kali mengutarakan contoh konkret mengenai perlunya menekan biaya logistik dengan transportasi laut yang efisien dengan membangun pelabuhan laut untuk kapal besar, dan perlunya perbaikan pasar-pasar tradisional bagi kepentingan petani, nelayan dan pedagang kecil di Indonesia, langkah yang sudah dia lakukan di Jakarta. 

Sambil menunjukan Kartu Sehat dan Kartu Pintar Jakarta, Jokowi juga mempromosikan program rakyat yang sudah berjalan di Jakarta, yang perlu diterapkan secara benar dan sungguh-sungguh untuk tingkat nasional. 

Sebaliknya lawan debat Jokowi, Prabowo Subianto, langsung membalas dengan menyatakan bahwa banyak rencana-rencana indah seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis yang tujuannya untuk kemakmuran bersama.

"Tapi masalahnya adalah bagaimana mencapai itu? Darimana uangnya?" Prabowo bertanya, dan langsung menambahkan bahwa dia memperkirakan ada Rp1.000 triliun dana negara bocor karena korupsi. Masalah ini dia singgung beberapa kali selama debat semalam.

Prabowo terlihat lebih agresif semalam selama debat, yang merupakan debat kedua dari lima debat yang direncanakan sebelum pemilihan presiden 9 Juli nanti. Debat pertama minggu lalu melibatkan capres dan cawapres, sementara semalam untuk pertama kali debat dilakukan head-to-head hanya antara capres Jokowi dan Prabowo.

Prabowo terlihat lebih baik dibanding debat pertama minggu lalu, dimana kubu Jokowi-Jusuf Kalla dianggap banyak orang sebagai pemenangnya. Sementara debat semalam dapat dikatakan imbang.

Walaupun angka kebocoran Rp1.000 triliun yang disebut Prabowo terdengar sangat bombastis, mengingat total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kita tahun 2014 saja totalnya tidak melebihi Rp2.000 triliun.

Secara keseluruhan debat semalam, A. Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas gadjah Mada, mengatakan bahwa Jokowi terkesan lebih siap, Harian Kompas memberitakan hari ini. Penjelasan Prabowo cenderung umum, sementara Jokowi memberikan contoh-contoh konkret, menunjukan bahwa dia adalah eksekutor.

Jokowi banyak mengutarakan argumennya berdasarkan pngalamannya sebagai pengusaha mebel dan sebagai birokrat dalam debat semalam yang memiliki tema Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.

Sementara itu survei oleh Indikator Politik Indonesia setelah debat menunjukan bahwa 47,2 persen dari 451 responden merasa penampilan Jokowi lebih baik, dan 46,5 persen merasa Prabowo lebih baik.

Kebanyakan responden yang puas dengan penampilan Jokowi berada di pedesaan, sementara Prabowo lebih banyak dapat dukungan dari reponden di kota. (QS)