Ekonomi AS Membaik, Kinerja Perbankan Terancam Turun : Bisni

Bareksa • 16 Jun 2014

an image
Ekonom bidang pengkajian dan pengembangan perhimpunan bank-bank umum nasional (Perbanas) Aviliani memperkirakan, pada tahun 2015 mendatang industri perbankan akan membutuhkan tambahan permodalan sebesar Rp 113 triliun - (Kompas/Shutterstock)

Persoalan utama yang dihadapi perbankan saat ini adalah likuiditas

Bareksa.com - Melemahnya kinerja perbankan pada kuartal II-2014 agaknya bakal menjadi kenyataan, dengan rasio keuangan yang menurun, Bisnis Indonesia melaporkan.

Beberapa rasio rentabilitas bank menurun pada kuartal I-2014, seperti Return On Asset (ROA) menurun 0,02 persen dari kuartal I-2013, Net Interest Margin (NIM) yang lebih rendah 1,13 persen dan rasio beban operasional dan pendapatan opersional (BOPO) yang mencapai 77,34 persen.

Ekonom Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Tony Prasetyantono mengatakan data ekonomi Amerika Serikat belakangan semakin membaik dan memicu penarikan likuiditas ke dalam mata uang dolar, sehingga likuiditas di Tanah Air pun seret.

Pencapaian laba perbankan di kuartal II-2014 akan lebih buruk dibandingkan dengan kuartal I-2014 karena Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan sudah menembus 90 persen dan membuat bank lebih dalam untuk mengerem kredit, Tony menambahkan.

"Persoalan utama yang dihadapi perbankan saat ini adalah likuiditas," tutur Ketua Bidang dan Pengkajian Penelitian Perhimpunan Bank Bank Umum Nasional (Perbanas) Aviliani. (WS)

 

Bisnis Indonesia, hal. 24