Berita / / Artikel

Prabowo Menang, Investor Kabur: Survei Deutche Bank

• 12 Jun 2014

an image
Indonesian presidential candidate Prabowo Subianto gestures to supporters after registering at the Election Commission for the upcoming July 9 election in Jakarta May 20, 2014. Picture taken May 20, 2014. - (REUTERS/Stringer)

Investor khawatir terhadap kabinet yang akan dibentuk Prabowo dari hasil koalisi

Bareksa.com – Mayoritas investor asing maupun lokal akan melakukan aksi jual di Indonesia bila calon presiden Prabowo Subianto memenangkan pemilu pada Juli mendatang, menurut survei yang dilakukan oleh Deutsche Bank.

Aksi jual yang akan mereka lakukan didasarkan kekawatiran Prabowo tidak mampu membentuk pemerintahan yang profesional.

Sebanyak 56 persen dari 70 responden yang disurvei oleh PT Deutsche Bank Verdhana Indonesia pada bulan Mei-Juni mengatakan akan melakukan penjualan aset bila Prabowo menang, sementara 13 persen dari responden mengatakan akan melakukan pembelian aset.

Sebaliknya jika yang menang adalah Joko Widodo (Jokowi), 74 persen dari responden mengatakan akan melakukan pembelian aset (saham maupun obligasi) di pasar keuangan Indonesia, dan hanya 6 persen yang mengatakan akan melakukuan penjualan.

"Kami melihat pendekatan koalisi Jokowi-Jusuf Kalla yang non-transaksional, dibanding pendekatan Prabowo-Hatta Rajasa yang kompromistis pragmatis, adalah pilihan antara perubahan atau status quo," menurut hasil survei Deutsche Bank yang diterbitkan tanggal 9 Juni.

Sosok Jokowi sangat populer dan menjadi harapan di kalangan investor pasar modal maupun pasar obligasi.

Berdasarkan data Bareksa.com selama 5 tahun terakhir total dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia mencapai Rp85 triliun. Jika kita lihat dari Juni 2009 sampai ke level tertinggi di Mei 2013, dana asing yang masuk mencapai Rp97 triliun, kemudian terjadi dana keluar (outflow) akibat dari defisit neraca berjalan yang melebar dan menyebabkan rupiah terdepresiasi dari level Rp9.600 per dolar di awal tahun 2013 menjadi Rp12.200 per dolar di akhir tahun 2013.

Setelah itu defisit neraca berjalan berkurang dan sentimen positif dari pemilu mendorong investor asing kembali melakukan pembelian hingga senilai Rp36 triliun dari awal tahun 2014 sampai hari ini.
 
Survei oleh Deutsche Bank ini menunjukan 87 persen suara mengatakan bahwa hasil pemilu akan berpengaruh terhadap keputusan investasi mereka dan hanya 13 persen suara yang menyatakan hasil pemilu tidak berpengaruh atas keputusan investasi. Mengapa sosok Jokowi begitu disenangi oleh investor?
 
Dalam riset tersebut menjelaskan bahwa Jokowi dengan tegas menyatakan tidak ada transaksi koalisi dalam pembentukan kabinetnya bila dia menang, sedangkan Prabowo memperlihatkan adanya janji-janji politik kepada koalisinya. Hal ini yang menjadi kekhawatiran utama bagi investor, bahwa kabinet yang terbentuk tidak bisa menjalankan roda pemerintahan secara profesional. (WS)

 

Grafik Arus Dana Asing di Pasar Saham Indonesia

Sumber : Bareksa.com

 

Grafik Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Sumber : Bareksa.com

* Ni Putu Kurnia Sari adalah Head of Research PT Bareksa Portal Investasi

Tags: