Bareksa.com - Dikutip dari Vibiznews.com, terjadinya kenaikan harga bahan baku yang disebabkan karena pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS membuat PT Mayora Indah Tbk (MYOR) memprediksi laba bersih perseroan pada 2014 akan sebesar Rp807 miliar. Namun disisi lain, perseroan menganggap kurs rupiah tidak mengkhawatirkan karena perseroan mendulang penjualan juga dari ekspor, dimana penjualan ekspor berkontribusi 37% terhadap penjualan bersih sebesar Rp12,02 triliun. Perseroan memprediksi penjualan pada 2014 meningkat 17,8% menjadi Rp14,16 triliun dari penjualan 2013 sebesar Rp12,02 triliun. Laba usaha juga ditargetkan naik 14% menjadi Rp1,49 triliun pada 2014 dibandingkan dengan laba usaha pada 2013 sebesar Rp1,3 triliun.
Dari sisi pergerakan sahamnya, Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting melihat indikator teknikal, harga saham MYOR saat ini bergerak dikisaran 28,675 – 29,000 dan terus terkoreksi semenjak otoritas mensuspensi saham MYOR akibat adanya musibah kebakaran pabrik pada awal bulan Maret lalu. Terpantau indikator MA terus bergerak turun menuju bolinger band bawah. Selain itu indikator stochastic menunjukan harga yang berada pada zona jenuh jual mengindikasikan harga masih akan bergerak konsolidasi. Dengan kondisi fundamental dan teknikalnya, maka harga masih akan bergerak sideways di titik support pada level Rp. 29.500, sementara level resistance saat ini berada pada Rp. 30.800.