Bareksa.com - Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data produksi industri dan perumahan Amerika Serikat mengecewakan.
Produksi industri AS turun 0,6 persen pada April setelah naik sekitar satu persen pada Februari dan Maret, Federal Reserve melaporkan pada Kamis, lapor Xinhua.
Selain itu, kepercayaan pengembang AS di pasar untuk pembangunan baru rumah keluarga tunggal pada Mei turun menjadi 45 dari revisi turun 46 pada April, menurut Asosiasi Nasional Pengembang Perumahan/Indeks Pasar Perumahan Wells Fargo, juga membuntuti perkiraan analis.
Namun, jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim awal untuk tunjangan pengangguran pada pekan lalu turun ke tingkat terendah sejak Mei 2007, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis. Dalam pekan yang berakhir 10 Mei, angka klaim awal yang disesuaikan secara musiman adalah 297.000, turun 24.000 dari tingkat revisi minggu sebelumnya.
Sementara itu, yen Jepang menguat setelah data resmi menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Jepang naik 5,9 persen tahun ke tahun pada kuartal pertama 2014, mencatat ekspansi terbesar sejak kuartal ketiga 2011.
Kantor Statistik Uni Eropa pada Kamis melaporkan PDB zona euro naik 0,2 persen pada kuartal pertama, lebih rendah dari perkiraan, yang memicu spekulasi bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) mungkin memperluas stimulus moneternya pada Juni. Tetapi euro tetap stabil terhadap dolar AS.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,3716 dolar dari 1,3708 dolar pada sesi sebelumnya dan pound Inggris naik menjadi 1,6796 dolar dari 1,6769 dolar. Dolar Australia merosot menjadi 0,9358 dolar dari 0,9380 dolar.
Dolar dibeli 101,53 yen Jepang, lebih rendah dari 101,77 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,8901 franc Swiss dari 0,8900 franc Swiss dan bergerak naik menjadi 1,0877 dolar Kanada dari 1,0879 dolar Kanada. (Sumber : Antaranews.com)