Bareksa.com - Selama 2013, AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan pendapatan sebesar Rp22,3 triliun, naik 3,1%, namun laba bersih turun tipis menjadi Rp648 miliar. Bagaimana peluangnya tahun ini?
Analis Samuel Sekuritas Yualdo T. Yudoprawiro mengatakan, apabila dibandingkan dengan capaian kuartal IV 2013, maka pendapatan tumbuh 11% menjadi Rp6,16 triliun, laba bersih turun 29,3% menjadi Rp123 miliar.
"Kinerja perseroan selama 2013 dibukukan di bawah estimasi konsensus tetapi sesuai (in-line) dengan estimasi kami," tutur Yualdo dalam risetnya.
Sebab, pendapatan dan laba bersih masing-masing mencerminkan 101% dan 97% dari proyeksi kami (Vs. 98% & 94% dari estimasi konsensus).
Ia menilai, pertumbuhan pendapatan kuartal IV 2013 didukung oleh kenaikan ASP dari seluruh produk terutama petroleum yang naik 13% QoQ, sedangkan basic chemicals naik 7%, Manufacturing menguat 8%, dan ASP coal yang naik signifikan dan berhasil mengkompensasi volume petroleum yang turun 3,1% QoQ.
Sementara volume basic chemicals tumbuh 5%, Manufacturing turut melambung 3,4%, namun coal trading turun 45,1% QoQ.
Faktor yang menyebabkan penurunan laba bersih kuartal IV 2013 adalah kenaikan operating expenses terutama karena kenaikan biaya employees’ seiring dengan penambahan karyawan, interest expenses yang naik signifikan akibat penambahan short term loan untuk keperluan working capital, dan forex loss akibat konversi dari beberapa receivables.
Dengan demikian, EBIT & net margin di 4Q13 masing-masing turun 28bps & 114bps menjadi 3% & 2%. Sedangkan EBIT & net margin tahun penuh adalah 3,4% (-39bps) & 2,9% (-9bps).
"Kami belum mengubah asumsi kami untuk tahun ini di mana kami memperkirakan volume distribusi petroleum mencapai 2,56 juta KL (didukung oleh alokasi dari BBM subsidi)," terangnya.
Artinya, target harga Samuel masih berada pada Rp5.075 yang mencerminkan 19,8 kali PE’14E & 12,4 kali EV/EBITDA’14E dan masih menawarkan potensi upside sekitar 5%.
"Maka kami masih memberikan rekomendasi HOLD untuk AKRA dengan upside catalyst yang yaitu kenaikan harga minyak, pelemahan Rupiah, serta masuknya investor ke industrial estate Gresik. Maintain HOLD," sarannya. (Sumber : Antaranews.com)