Yang mendongkrak kinerja Ace Hardware (ACES)

Bareksa • 04 Apr 2014

an image
Pengunjung mengamati laptop yang dipajang pada pameran komputer "Computer & Gadget Exhibition" di Semarang, Jateng, Kamis (30/1) (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

ACES dinilai overvalued dengan P/E Ratio saat ini 21x dan target harga Rp750 untuk 2014

Bareksa.com - Dipublikasikan dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun 2013, laba bersih PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mencapai Rp503 miliar, naik 17,5 persen Year on Year (YoY). Kinerja ini didukung oleh Operating Profit Margin (OPM), Gross Profit Margin (GPM) serta penjualan yang berada di atas ekspektasi.

ACES pun menekuk menekuk angka konsensus dan estimasi para analis yang cuma 10 persen. Kini para analis pun merevisi forecast kinerja keuangan ACES untuk tahun 2014-2015, menjadi lebih baik dengan proyeksi laba sekitar 16-17 persen.

ACES dinilai mempunyai pricing power yang bagus. Pada tahun 2013, pendapatan ACES bertumbuh 21 persen YoY menjadi Rp3,9 triliun dengan same-store sales growth (SSSG) 4,9 persen dan ruang ekspansi 18 persen. GPM meningkat 48,1 persen YoY. Kenaikan ini cukup signifikan dan membuat ACES hampir tidak terkena dampak dari kenaikan biaya operasi. Kenaikan rata-rata harga jual pada Juli 2013 juga membantu meringankan tekanan biaya operasi.

Rendahnya cost base dan persediaan juga menunjukkan ada kontrol biaya yang lebih baik di tahun 2013. Permintaan serta penawaran produk ACES yang kuat, diproyeksikan dapat menopang nilai GPM di atas 48 persen ke depan. Implementasi sistem baru untuk persediaan yang saat ini sedang berjalan juga diperkirakan dapat meningkatkan efisiensi, selain akan menaikkan risiko perputaran kas -- belum diketahui sistemnya seperti apa. Selain itu, pertumbuhan penjualan di bulan Maret diprediksi akan lebih baik setelah digelar promosi tahunan besar-besaran dan akan berdampak pada mengkilapnya kinerja ACES pada kuartal pertama 2014. Akan tetapi, untuk jangka panjang, melambatnya pembukaan sejumlah gerai baru akan mengakibatkan efek kanibalisasi karena ekspansi yang agresif di tahun-tahun sebelumnya.

Di tengah kinerja ACES di semester kedua 2013 yang terbilang solid -- yang menenggelamkan keraguan pasar karena lemahnya kinerja keuangan di kuartal pertama dan kedua 2013 -- investor harus mencermati persediaan ACES yang saat ini mencapai Rp1,1 triliun. Besarnya nilai persediaan ini disebabkan ACES sedang menggenjot strategi ekspansi regional. Ini membuat biaya-biaya yang terkait dengan persediaan, terutama biaya logistik yang semakin meningkat di Indonesia, dialokasikan untuk ekspansi tersebut.


Grafik Price Earning Bands PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) selama 1 tahun. Sumber: Bareksa.com

Analis Anugerah Securindo Indah, Suhendra, mengatakan kepada Bareksa.com sebelumnya dia mengharapkan pertumbuhan laba dapat mencapai 20 persen. Akan tetapi, karena terimbas kenaikan upah pekerja dan penguatan USD, targetnya meleset. Menurut dia, biaya logistik ke depan tidak begitu bermasalah karena emiten menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk menghitung persediaan, yang menurut dia akan membuat biaya yang lebih rendah dibandingkan menggunakan metode First In First Out (FIFO).


Grafik harga saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) selama 1 tahun. Sumber: Bareksa.com

Hendra menyampaikan bahwa ACES telah melakukan penelitian sensitivitas nilai tukar mata uang terhadap laba perseroan. Setiap 1 persen pelemahan mata uang USD terhadap Rupiah, akan memberikan keuntungan bagi perseroan sebesar Rp149.112.629. Dengan Price Earning Ratio (PER) saat ini sebesar 21x -- yang menurut dia sudah overvalued -- Hendra memproyeksi ACES akan berada di harga Rp750 hingga akhir 2014. (kd)

*Sigma Kinasih adalah analis Bareksa.com