Kebanyakan tenaga outsourcing buat NPL kredit mikro BJBR tin

Bareksa • 11 Mar 2014

an image
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Semakin banyak pegawai outsourcing membuat manajemen risiko menjadi kurang prudent

IQPlus - PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) menilai penerapan tenaga kerja outsourcing sebanyak 2.600 orang telah menciptakan tingginya rasio kredit bermasalah (NPL) di sektor kredit mikro yang mencapai 11,3% atau jauh lebih tinggi dari 2012 yang sebesar 4,1%.

Direktur Utama Bank BJB, Bien Subiantoro mengungkapkan, NPL naik itu karena NPL di kredit mikro tinggi, lebih dari 11%. Pasalnya, semakin banyak pegawai outsourcing membuat manajemen risikonya menjadi kurang prudent. 

"Kami bakal ubah strategi manajemen SDM (sumber daya manusia) dan sistem teknologi," ujarnya di Jakarta, Selasa.

Hingga akhir 2013 lalu, gross NPL Bank BJB tercatat sebesar 2,8%, sedangkan pada 2012 hanya 2,1%. Sementara itu, net NPL 2013 sebesar 0,6% atau lebih tinggi dibanding 2012 yang berada pada angka 0,5%.

Kendati demikian, Bien menuturkan, kenaikan NPL tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di 2013. Sehingga, lanjut dia, kebijakan itu memicu peningkatan signifikan pada inflasi. 

"Inflasi ikut mendorong kenaikan NPL di sektor mikro," tambah dia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk menekan NPL di segmen kredit mikro, pihaknya akan mengupayakan untuk mengangkat separuh dari total tenaga outsourcing menjadi karyawan tetap. 

"Kami juga akan meningkatkan status Warung BJB menjadi kantor kas tabungan. Dari 500 warung, tahun ini 100 di antaranya akan ditingkatkan menjadi kantor kas tabungan, sehingga nasabah kredit mikro diharapkan menjadi nasabah tabungan BJB juga. Dengan begitu akan mempermudah pembayaran angsuran kredit," paparnya.

Upaya memperbaiki NPL tersebut, jelas Bien, sejalan dengan posisi Bank BJB yang berhasil masuk ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dengan modal inti berkisar Rp5triliun-Rp30 triliun di akhir 2013. Hingga akhir tahun lalu, modal inti Bank BJB tercatat sebesar Rp6,72 triliun.

Seperti diketahui, saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meminta kepada industri perbankan yang masuk ke dalam BUKU III bisa menekan tingkat NPL di bawah 2,5%