IQPlus - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2015 bisa mencapai 6,1 persen, dengan perkiraan defisit neraca transaksi berjalan berada pada kisaran dua persen terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun depan.
"Kalau konsolidasi terjadi, dan 'current account deficit' dua persen, maka kita bisa ekspansi suplai, karena selama ini 'demand' lebih tinggi dari produksi, sehingga impornya naik," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa.
Chatib menjelaskan, meskipun upaya untuk menurunkan defisit neraca transaksi berjalan telah berhasil dan nilai tukar rupiah kembali menguat, namun usaha untuk menjaga fundamental ekonomi harus terus dilakukan secara efektif.
"Jangan anggap situasi sudah beres, karena kalau begitu kebijakan yang ketat harus berhenti, padahal kita baru sembuh sedikit, masa sudah mau lari? Ini harus pelan-pelan agar 'current account deficit' pada kisaran 2,5 persen," ujarnya.
Untuk tahun ini, Chatib mengatakan pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5,8 persen-6,0 persen karena proses pembenahan dalam neraca transaksi berjalan dengan menekan impor dan mendorong ekspor terus berlangsung.
"Kalau di atas enam persen, tidak mudah. Tapi adanya pemilu bisa menambah 'growth' 0,2-0,3 persen. Tahun lalu kita 5,8 persen, itu tidak ada pemilu. Ada pemilu berarti konsumsi harusnya lebih tinggi, kemudian dengan ekonomi AS membaik, ekspor bisa lebih baik," katanya.