IQPlus - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), menyatakan bahwa, akan adanya penurunan permintaan rumah kelas menengah yang terjadi akibat tingginya bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) non subsidi tahun ini.
Hal tersebut dikatakan, Ketua Umum Apersi, Eddy Ganefo di Jakarta, Senin.
"Rumah menengah bakal merosot permintaannya (luas bangunan diatas 70 meter), sedangkan rumah dibawahnya akan naik sejalan dengan kebutuhan masyarakat," imbuhnya.
Ia menjelaskan kalau penurunan permintaan tersebut disebabkan oleh kebijakan Loan To Value (LTV) yang akan memberikan aturan uang muka (DP) sebesar 30,40, & 50% untuk rumah pertama, kedua dan ketiga.
"Kebijakan tersebut yang akan menahan permintaan," tambah dia.
Lebih lanjut menuturkan, hal itu juga ditambah dengan besaran suku bunga atau BI Rate sebesar 7,50 bps pada tahun lalu. Sehingga, suku bunga sebesar 10 hingga 12% untuk KPR non subsidi juga ikut memberatkan konsumen.
"Suku bunga masih tinggi, kami perkirakan ada penurunan permintaan dari 30-35% menjadi 25 persen dari rumah golongan menengah. Sementara permintaan KPR bersubsidi bakal melonjak," tutupnya.