Berita / / Artikel

Apa yang akan terjadi pada IHSG di tahun 2014?

• 14 Jan 2014

an image
Wakil Presiden Boediono (tengah) didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa (kedua kiri) (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Tapering, pelemahan Rupiah, kenaikan tingkat bunga sampai Jokowi menjadi faktor penentu IHSG

Bareksa.com - Apa yang akan terjadi pada tahun 2014? Erwan Teguh dan Peter P Sutedja, analis PT CIMB Securities menilai apa saja yang harus diperhatikan investor pada tahun 2014. Politik akan menjadi perhatian utama, dimana pasar merespon positif jika Jokowi, Gubernur DKI Jakarta, bersedia untuk menjadi calon presiden tetapi sebaliknya jika Jokowi tidak bersedia maka akan menjadi sentimen negatif dan mendorong penurunan harga saham kembali. 

Kemudian yang kedua adalah dampak dari tapering. Walaupun dampaknya sudah dirasakan sejak pertengahan tahun lalu tetapi dampak sesungguhnya baru akan terlaksana di tahun 2014 ini dan ujian akan kembali terjadi pada pasar obligasi yang akan membuat yield obligasi kembali naik. Pemerintah berencana untuk melakukan lelang obligasi pada semester pertama tahun ini dengan target dana yang terhimpun sebesar IDR 358 triliun untuk menutup defisit anggaran. Dengan adanya tambahan tekanan tersebut tentu akan memicu kenaikan yield obligasi yang lebih besar sehingga di prediksi akan membuat Bank Indonesia kembali menaikan tingkat bunga acuan. Jika pemerintah tidak cepat dalam merespon hal ini dan terus membuat kebijakan yang tidak efektif seperti larangan atas ekspor barang mineral mentah dalam kondisi seperti ini maka akan berimbas pada depresiasi mata uang serta penurunan pertumbuhan ekonomi.Yang ketiga adalah inflasi, dengan adanya pelemahan Rupiah tentu akan membuat pemerintah mengambil kebijakan pengetatan yang intensif sehingga akan mendorong kenaikan harga. 

Berbagai tekanan akan terasa pada semester pertama tahun ini, untuk itu Erwan dan Peter  merekomendasikan investor untuk dapat berhati-hati dalam berinvestasi pada semester pertama ini namun mereka memperkirakan akan adanya pemulihan pada semester kedua jika terdapat kepastian politik dimana terdapat figur yang diharapkan pasar dapat menjadi presiden pada tahun ini. PT CIMB Securities dalam laporannya tetap mempertahankan target indeks pada akhir tahun 2014 dapat mencapai level 5100 dengan rasio Price to Book Value (PBV) sebesar 2,6 kali dan ROE sebesar 16 persen. Secara historis juga menurut Erwan, jika kondisi Rupiah sudah kembali stabil dan mengarah kepada apresiasi akan menghasilkan return pada IHSG yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata.

Sejalan dengan hal tersebut,  analis PT CLSA Indonesia, Sarina Lesmina juga mengatakan bahwa risiko akan pengetatan ekonomi masih menjadi tantangan ekonomi 2014 ini dimana pergerakan Rupiah serta yield dari obligasi masih akan bergerak fluktuatif, hal ini diprediksi membuat pertumbuhan laba emiten tahun 2014 ini menjadi 10% dan Sarina menargetkan IHSG pada akhir tahun akan mencapai level 4600. Namun valuasi IHSG saat ini memang relatif murah dimana nilai PBV saat ini berada dibawah rata-rata dalam lima tahun terakhir sehingga memberikan peluang bagi investor untuk memperoleh keuntungan. Sarina merekomendasikan sektor infrastruktur, telekomunikasi, kesehatan, ritel serta tekstil untuk diinvestasikan pada tahun 2014 ini. Sarina menambahkan kemungkinan Jokowi ikut serta dalam pemilihan Presiden pada 2014 ini juga akan menjagi katalis positif tambahan bagi pergerakan pasar saham di Indonesia. (NP)

 

Tags: