IQPlus - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan defisit neraca transaksi berjalan akan turun di triwulan IV-2013, lebih rendah dari triwulan sebelumnya, dan berada pada kisaran tujuh miliar dolar AS.
"Saya perkirakan defisit transaksi berjalan bisa di bawah tujuh miliar pada triwulan empat," katanya di Jakarta, Jumat.
Chatib belum bisa memprediksi berapa persentase defisit neraca berjalan pada triwulan IV dan keseluruhan selama 2013, karena hal tersebut tergantung dari pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Ia mengharapkan dengan makin mengecilnya defisit maka nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan makin menguat, meskipun saat ini masih cenderung melemah karena kekhawatiran dari pelaku pasar terkait "tapering off" pada Januari 2014.
"Mestinya kekhawatiran perlemahan rupiah bukan lagi karena defisit transaksi berjalan, kalau masih melemah pasti karena pengaruh 'tapering off' masih terjadi. Saya kira sudah 'price in' rupiahnya, dan saya katakan ini ekuilibrium baru dimana rupiahnya stabil," katanya.
Sedangkan Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV pada kisaran 3,5%-3,6% terhadap PDB, yang dipicu oleh surplus neraca perdagangan pada November 2013.
"Perkiraannya posisi neraca berjalan triwulan empat akan lebih rendah dari triwulan tiga, kalau triwulan tiga 3,7%-3,8%, mungkin triwulan empat 3,5%-3,6%, karena ada perbaikan 'trade balance'," ujarnya.
Bambang menjelaskan surplus neraca perdagangan pada November 2013 yang tercatat sebesar 776,8 juta dolar AS terjadi karena ada perbaikan kinerja sektor ekspor, akibat pemulihan ekonomi di Amerika Serikat maupun China.
"Ekspor ke beberapa negara utama seperti Jepang, AS maupun China membaik, selain karena perbaikan harga di beberapa komoditas. Kondisi ini menunjukkan pemulihan di beberapa perekonomian yang penting untuk kita sudah terjadi," katanya.
Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan telah menyusut dari sebelumnya 4,4% terhadap PDB (9,9 miliar dolar AS) pada triwulan II-2013 menjadi 3,8% terhadap PDB (8,4 miliar dolar AS) pada triwulan III.