Bareksa.com - Instrumen investasi dapat kita kelompokkan berdasarkan tingkat risiko dan jangka waktunya. Pertama-tama, soal risiko:
1. Risiko rendah
Instrumen-instrumen investasi dengan tingkat risiko seperti ini cocok bagi nasabah yang berprofil risk averse, yakni mereka yang tidak menghendaki risiko tinggi dan tidak mengapa mendapatkan imbal hasil yang rendah, asalkan aman dan stabil. Masuk dalam kategori ini misalnya deposito, obligasi, atau emas.
2. Risiko Menengah
Jenis investasi ini cocok bagi nasabah yang menginginkan tingkat imbal hasil di atas deposito dan sanggup menanggung risiko berskala sedang, contohnya reksa dana.
3. risiko tinggi
Tipe instrumen investasi yang ini cocok bagi investor yang menginginkan imbal hasil tinggi dan sanggup menanggung risiko yang tinggi pula. Contoh investasi di kategori ini adalah saham, forex, atau kontrak berjangka komoditas.
Adapun berdasarkan jangka waktunya, instrumen investasi dikategorikan sebagai berikut:
1. Jangka pendek
Instrumen investasi jenis ini bersifat likuid dan dapat dicairkan sewaktu-waktu. Contohnya: deposito, emas, atau saham.
2. Jangka menengah
Investasi jenis ini cukup likuid namun tidak serta-merta dapat segera dicairkan. Contoh kategori ini adalah reksa dana.
3. Jangka panjang
Instrumen tipe ini dari sifatnya ada yang kurang likuid, misalnya: tanah dan obligasi. Namun, ada pula yang likuid tapi memiliki potensi jangka panjang yang bagus. Contohnya di sini adalah saham.