Bareksa.com - Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika membuat harga mobil serta suku cadang yang berasal dari impor ikut naik. Saat ini, para Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) tengah mempertimbangkan untuk ikut menaikkan harga jualnya. Salah satunya adalah PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), sebagaimana dikutip dari laporan PT Credit Lyonnais Securities Asia (CLSA) Indonesia, meskipun penjualan AUTO selama sembilan bulan di tahun 2013 meningkat sebesar 26 persen year on year, yaitu sebesar Rp 7,7 triliun (klik disini), tetapi biaya operasional meningkat cukup signifikan karena terkena dampak pelemahan Rupiah. Indonesia Finance Today turut melaporkan bahwa PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), emiten komponen otomotif, berencana menaikkan harga jual antara 5 hingga 10 persen untuk penjualan produk di pasar lokal.
Sementara itu, Teuku Hendry Andrean, analis Danpac Sekuritas pada Kontan.com menilai, kenaikan BI rate akan memberikan tekanan terhadap penjualan kendaraan karena lebih dari 50 persen konsumen otomotif membeli kendaraan dengan cara kredit. Sejalan dengan pendapat tersebut, analis Indo Premier Securities, William Simadiputra menyatakan, tekanan industrI otomotif tahun ini tak hanya karena kenaikan bunga saja, tetapi juga karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, upah buruh, tarif listrik, harga gas, dan harga komponen yang juga membebani. Hingga tahun depan, tarif listrik akan kembali naik 15%. Subsidi listrik bagi industri menengah (di atas 200 kVA) dan industri sangat besar (30.000 kVA keatas) juga akan dicabut.
Penjualan mobil di Indonesia bulan November tercatat sebesar 104.285 unit, menurun 6,44 persen terhadap bulan Oktober. Dikutip dari laporan PT Citigroup Securities Indonesia, penurunan tersebut sudah diperkirakan sebelumnya dan masih dalam batas yang wajar, karena total penjualan masih di atas 100.000 unit. Dalam laporan tersebut juga disampaikan komentar Direktur pemasaran Toyota Astra Motor (TAM), Rahmat Samulo, yang menyatakan bahwa total tersebut belum mencakup keseluruhan penjualan karena tidak semua perusahaan otomotif melaporkan angka penjualan mereka. Jika sampai akhir Desember 2013 total penjualan stabil di kisaran 100.000 unit, Samulo yakin bahwa target penjualan mobil sebesar 1,2 miliar unit akhir tahun ini akan tercapai.
Adanya mobil murah LCGC dapat membantu penjualan mobil di tengah pelemahan ekonomi ini. Menurut analis PT Deutsche Bank Verdhana Indonesia, Jovin Ng, mobil LCGC memiliki prospek yang cerah untuk mendorong produksi otomotif di Indonesia, sehingga akan membuat perusahaan produsen suku cadang seperti AUTO yang sebagian besar produknya di jual untuk produsen mobil domestik akan terkena efek positif juga. (NP)