5 Kiat Sukses Investasi di Pasar Modal Bagi Pemula dan Mahasiswa

Abdul Malik • 05 Apr 2021

an image
Ilustrasi investor pemula yang gembira karena berhasil meraih keuntungan dari investasinya di reksadana dan SBN. (Shutterstock)

Jangan gunakan uang jangka pendek untuk investasi, seperti uang untuk membayar kuliah

Bareksa.com - Berinvestasi sudah menjadi bagian gaya hidup bagi sebagian orang. Tidak hanya bagi yang bermodal besar tapi juga oleh generasi milenial yang baru mulai bekerja maupun masih menyandang status mahasiswa.

Pakar Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (Unair), Wisudanto menyampaikan saat ini tidak sedikit pemuda yang tertarik untuk berinvestasi. Wisudanto memberikan lima tips berikut bagi pemula dan mahasiswa dalam memulai investasi.

1. Instrumen Investasi yang Sesuai

Saat ini ada banyak macam bentuk dan produk investasi. Terdapat investasi di sektor riil seperti tanah, rumah, dan apartemen. Selain itu, ada pula investasi melalui perbankan dan pasar modal. Investasi melalui perbankan bentuknya bisa berupa deposito.

Sementara untuk pasar modal asetnya bisa berupa sekuritas. "Apabila ingin investasi di pasar modal, maka perlu belajar lebih banyak terlebih terkait risikonya. Baik risiko dalam dimensi waktu, return, atau aset," ucap Wisudanto dilansir Kompas.com.

Ia mengingatkan, jika ingin berinvestasi di pasar modal, gunakan uang yang tidak akan digunakan dalam kurang dari satu tahun. "Jangan menggunakan uang jangka pendek, seperti uang untuk membayar kuliah," imbuhnya.

Alasannya, investasi di pasar modal sifatnya tidak liquid. Tidak ada yang bisa memberikan garansi bahwa dengan membeli saham hari ini, harganya akan tetap di esok hari.

"Perlu diperhatikan, jika berinvestasi di pasar modal sifatnya jangka panjang. Lebih dari satu tahun bahkan bisa seumur hidup perusahaan karena dengan berinvestasi artinya kita memiliki sebagian dari perusahaan," jelasnya.

Wisudanto juga tidak merekomendasikan praktik trading bagi seseorang yang menganut prinsip syariah. Alasannya, menurut dia trading mentransaksikan sesuatu tanpa dasar yang jelas dan sifatnya spekulasi.

"Sementara transaksi syariah harus memiliki dasar yang jelas, baik dari sisi keilmuan atau kebutuhan," ungkapnya.

2. Pahami Produk Investasi

Sebelum memutuskan untuk membeli instrumen investasi, bagi seorang pemula juga perlu memahami produk yang akan dibeli. Dia memberi contoh dengan berinvestasi di pasar modal, maka seseorang harus paham sebelum membeli sebagian saham dari suatu perusahaan atau emiten yang ada di pasar modal.

Seperti mengetahui produk apa saja yang dijual oleh perusahaan atau dari mana saja sumber pemasukan perusahaan, serta bagaimana proses bisnisnya. Terlebih, jika ingin berinvestasi secara syariah di pasar modal.

Selain mengetahui sumber pemasukan perusahaan juga perlu dicari tahu apakah perusahaan atau emiten tersebut terdaftar dalam Daftar Efek Syariah Otoritas Jasa Keuangan (DES OJK).

Untuk menghindari investasi bodong, maka perlu banyak literasi. "Jangan terburu-buru investasi, perbanyak literasi, pahami aset dan produk," imbuhnya.

3. Cek Keabsahan Lembaga

Ia menyampaikan, prinsip bagi pemula yakni jangan terburu-buru dalam berinvestasi. Satu hal yang penting dilakukan sebelum berinvestasi adalah mengecek keabsahan lembaganya.

Pastikan, lembaga tersebut memiliki izin oleh pihak yang berwenang sebagaimana diatur dalam undang-undang. Misalnya jika ingin membeli tanah maka sebaiknya pergi ke notaris agar dibantu dalam memastikan keabsahan kepemilikan tanah.

Sementara jika ingin investasi di pasar modal, maka serahkan pada ahli pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia (BEI). "Untuk cek keabsahan izin lembaga, pergi ke instansi yang berwenang untuk minta petunjuk sesuai aspek legal dari lembaga untuk investasi," tutur Wisudanto.

4. Analisis Jangka Panjang

Wisudanto menyampaikan sebelum berinvestasi di pasar modal, analisis dulu beberapa hal terkait emiten yang akan dibeli sahamnya. Terdapat banyak rasio yang harus dianalisis, seperti return of investment (ROI) dan return of equity (ROE).

Sederhananya, ROE dan ROI adalah tingkat keuntungan yang bisa diperoleh dari satuan rupiah yang ditanamkan dalam perusahaan.

"Selain itu, yang paling penting ketika membeli saham perusahaan adalah mempertimbangkan future value," jelasnya.

5. Perbanyak Belajar dan Membaca

Wisudanto menambahkan, hal yang paling berharga adalah waktu. Maka ketika masih muda investasikan waktu untuk masa depan yang lebih baik. Manfaatkan waktu dengan baik, dengan banyak membaca untuk bekal di masa mendatang.

Salah satu investasi yang cocok bagi investor pemula adalah reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel.

Untuk reksadana, selain dikelola oleh manajer investasi yang profesional di bidangnya, juga nilai investasinya sangat terjangkau bagi investor pemula, bisa mulai Rp10.000.

Adapun di SBN Ritel, selain aman karena 100 persen investasinya dijamin oleh negara, juga menawarkan imbal hasil yang kompetitif dibandingkan investasi di deposito atau tabungan. Selain itu nilai investasinya juga terjangkau mulai Rp1 juta.

Baik reksadana maupun SBN Ritel, keduanya bisa dibeli di aplikasi reksadanamarketplace Bareksayang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

(Martina Priyanti/AM)

​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.