Bareksa.com - Tahun 2021 akan berlalu genap tiga bulan pertama. Nah, bagaimana dengan realisasi keuanganmu utamanya dalam hal investasi? Jika belum mulai, tenang, berinvestasi bisa mulai kapan saja dan bisa dilakukan secepatnya.
Bagaimanapun kita perlu menyiapkan kebutuhan keuangan di masa depan, terlebih karena menabung saja tidaklah cukup. Makanya, perlu berinvestasi guna bisa memberikan hasil lebih tinggi daripada menabung di bank.
Berinvestasi di reksadana bisa jadi salah satu instrumen investasi yang bisa mulai dilakukan bagi mereka yang belum pernah ataupun sudah berinvestasi tapi pada instrumen investasi lainnya.
Reksadana adalah salah satu contoh investasi yang cocok bagi pemula, karena dikelola manajer investasi profesional dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bagi investor pemula, tentu bingung bagaimana memulai berinvestasi reksadana termasuk memilih jenisnya. Bagi investor pemula, bingung itu hal wajar. Namun berikut adalah tips mudah untuk memulai investasi reksadana.
Sebelum berinvestasi di reksadana, kita harus tahu tujuan dari investasi ini. Apakah tujuannya jangka panjang ataukah untuk kebutuhan mendesak saat ini? Lalu, apakah uang itu akan digunakan untuk membayar biaya kuliah tahun depan, atau untuk membiayai pensiun yang masih puluhan tahun lagi?
Setelah tahu tujuan, kita juga harus mempertimbangkan risiko sesuai dengan profil risiko kita sebagai investor. Bisakah kita menerima perubahan dramatis dalam nilai portofolio? Atau, apakah investasi konservatif lebih cocok buat kita? profil risiko investor umumnya dibagi menjadi tiga :
a. Tipe Konservatif (risk averse)
Investor bertipe konservatif ini memiliki profil risiko yang rendah dan cenderung menghindari risiko (risk averse). Dalam hal berinvestasi, investor ini lebih menyukai instrumen investasi yang aman dan takut jika pokok investasi (modal awal) akan berkurang. Selain itu, tipe investor ini juga merasa nyaman dengan instrumen investasi yang imbal hasilnya tidak terlalu besar tetapi bergerak stabil.
Instrumen invetasi yang cocok untuk investor dengan profil ini seperti tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang. Instrumen lain seperti reksadana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah juga dapat menjadi pilihan investor berprofil risiko ini.
b. Tipe Moderat (sedang)
Investor yang berprofil risiko moderat (sedang) ini memliki karakteristik yang siap menerima fluktuasi jangka pendek dengan potensi keuntungan yang diharapkan dapat lebih tinggi dari inflasi dan deposito.
Pilihan jenis reksadana yang cocok untuk tipe investor moderat ini adalah reksadana campuran yang risikonya masih relatif rendah, dibandingkan dengan saham atau reksadana saham. Namun, reksadana campuran ini juga memiliki potensi keuntungan yang tidak kalah dari reksadana jenis lainnya. Reksadana pendapatan tetap juga masih cocok bagi investor tipe moderat.
c. Tipe Agresif
Pemilik profil risiko agresif sangat siap untung dan juga siap rugi (risk taker). Orang dengan profil risiko agresif siap kehilangan sebagian besar bahkan seluruh dana investasinya demi imbal hasil yang besar.
Pemilik profil risiko agresif ini siap untuk berinvestasi di seluruh instrumen keuangan seperti reksadana saham dan juga termasuk trading saham, forex, index dan komoditas. Tipe ini juga biasanya memiliki keberanian untuk terjun langsung ke dunia bisnis dan properti.
Bila kita masih pemula, sebaiknya pilih investasi dengan risiko rendah seperti reksadana pasar uang, yang isi portofolionya adalah deposito dan instrumen pasar uang.
Reksadana jenis ini cocok untuk investasi dengan jangka waktu di bawah 1 tahun. Kemudian, ketika sudah semakin mengenal investasi, kita bisa coba reksadana pendapatan tetap yang portofolionya adalah obligasi. Reksadana ini memiliki risiko moderat dan cocok untuk investasi jangka waktu 1-3 tahun.
Kalau sudah mahir dan berani mengambil risiko tinggi, kita bisa memilih reksadana saham atau indeks saham. Reksadana ini memiliki risiko tinggi dan cocok untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun.
Sebelum mempercayakan dana kita untuk dikelola manajer investasi dalam produk reksadana, kita perlu mengetahui apa isi portofolionya.
Selalu baca prospektus dan fund fact sheet (laporan bulanan) reksadana sebelum membeli. Selain itu, riset juga rekam jejak manajer investasi dan bagaimana mereka mengelola dana. Kinerja di masa lalu bisa memberi gambaran tentang cara manajer investasi mengelola dana ke depan.
Pastikan kita bisa menyisihkan dana investasi secara rutin dari penghasilan bulanan. Besarannya disesuaikan dengan kemampuan kita, misal 10 persen dari gaji bulanan. Tidak perlu besar, asalkan rutin, lama-lama uang bisa terkumpul.
Bagaimana, apakah kamu sudah siap memilih jenis produk reksadana untuk investasi? Apapun jenis reksadana yang dipilih, pastikan sesuai dengan profil keuangan kamu ya!
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.