Yield SBN Diprediksi ke 5,75 Persen, Reksadana Pendapatan Tetap Masih Bisa Rally

Abdul Malik • 18 Dec 2020

an image
Ilustrasi pergerakan imbal hasil Surat Berharga Negara yang diprediksi berdampak positif terhadap reksadana pendapatan tetap. (Shutterstock)

Hingga 17 Desember 2020, yield Obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di level 6,05 persen

Bareksa.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) pada level 3,75 persen. Dengan demikian, suku bunga deposito tetap 3 persen, dan suku bunga kredit bertahan di level 4,5 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menuturkan keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan cenderung positif pada kuartal IV 2020, seiring dengan penguatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, penguatan PMI produksi manufaktur serta prospek vaksinasi. Sementara itu, untuk keseluruhan tahun, BI meyakini ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran minus 1-2 persen di tahun 2020.

Konsensus Perkirakan Yield SBN 10 tahun ke 5,75 Persen

Sumber : Investing.com

Hingga 17 Desember 2020, yield Obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun berada di level 6,05 persen atau menguat 0,81 persen pada perdagangan kemarin. Berdasarkan konsensus yang dihimpun Bareksa, rata-rata analis memperkirakan yield obligasi dalam jangka pendek akan menuju level 5,75 persen. Dengan kata lain, masih tedapat potential upside 0,3 persen dari level saat ini.

Mengenal Istilah Durasi

Sebelum menghitung potential upside, ada baiknya kita berkenalan dengan istilah “Durasi”. Secara teori, durasi merupakan sensitivitas obligasi terhadap tingkat bunga. Untuk merespons pergerakan suku bunga dan inflasi, biasanya manajer investasi akan mengambil sejumlah langkah strategis. Nantinya, untuk menghitung potential upside adalah dengan melakukan perkalian antara durasi dengan potential upside 0,3 persen seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Atau durasi juga merupakan rata rata periode tertimbang arus kas yang diterima investor atas investasi pada obligasi atau singkatnya jangka waktu kembali invesasi (payback period) dan dihitung dengan durasi macaulay. Konsep kedua dari durasi yaitu besarnya perubahan harga obligasi dikarenakan perubahan yield 1 persen dihitung dengan durasi modifikasi.

Reksadana Pendapatan Tetap Masih Bisa Rally

Sumber : Fund Fact Sheet November 2020

Kita asumsikan, jika blended atas portofolio suatu reksadana pendapatan tetap di atas mempunyai durasi 16 tahun. Maka dapat diperkirakan, jika reksadana pendapatan tetap ini masih berpeluang naik sekitar 4,8 persen. Di mana angka tersebut didapat dari 0,3 persen x 16.

Durasi ini sangat penting untuk melihat bagaimana sebuah harga obligasi berubah terhadap kenaikan suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi berdurasi panjang akan turun lebih dalam dibandingkan harga obligasi berdurasi pendek. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga obligasi berdurasi panjang akan berpotensi naik lebih tinggi dibandingkan harga obligasi berdurasi pendek.

Karena itu, tak heran jika nantinya yield obligasi tenor 10 tahun dalam jangka pendek akan menuju level 5,75 persen, reksadana pendapatan tetap yang mempunyai durasi pendek kurang dari 10 tahun hanya naik kurang dari 4,8 persen.

(KA02/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

​DISCLAIMER​
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.