Bareksa.com - Pandemi virus corona COVID-19 telah membuat sebagian besar orang tetap tinggal di rumah. Entah itu bekerja, belajar atau beribadah, semua aktivitas dianjurkan untuk dilakukan tanpa keluar rumah.
Tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir, ada yang bilang hanya sampai Juni tapi ada yang meramalkan harus menunggu sampai 2021. DKI Jakarta saja memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) periode kedua sepanjang 28 hari dari tanggal 24 April hingga 22 Mei 2020.
Jujur saja, tinggal di rumah itu aman dan nyaman demi mencegah penyebaran virus corona tetapi kalau terlalu lama pasti ada bosannya juga. Bahkan, beberapa orang sudah membuat daftar tempat yang ingin dikunjungi setelah pandemi ini usai, termasuk tempat wisata di luar negeri.
Jangan hanya membuat daftar dan bermimpi saja, sembari menunggu di rumah saja kita masih bisa mengumpulkan uang untuk membiayai rencana perjalanan kita nanti. Meski waktu berangkat belum ditentukan, kita bisa memperkirakan besaran dana yang ingin kita raih.
Misalkan, kita ingin pergi ke Jepang dalam dua tahun lagi -- semoga saat itu pandemi COVID-19 sudah benar-benar usai. Harga paket wisata ke Jepang 7 hari, menurut dwidayatour.co.id, sekitar Rp23 juta.
Untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, kita bisa mulai menabung di reksadana. Reksadana adalah kumpulan dana masyarakat pemodal yang dikelola manajer investasi untuk dimasukkan dalam aset-aset keuangan seperti saham, obligasi dan pasar uang.
Bila kita ingin menabung selama sekitar dua tahun, kita bisa memilih jenis reksadana pasar uang. Reksadana jenis ini berisikan mayoritas deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari setahun sehingga pergerakannya stabil.
Reksadana pasar uang cocok untuk investor pemula yang masih awam soal investasi karena risikonya rendah. Selain itu, jenis ini juga cocok untuk jangka waktu investasi pendek karena pergerakannya stabil.
Berdasarkan data marketplace Bareksa, top 10 reksadana pasar uang di Bareksa menghasilkan return (imbal hasil) 6,37 persen hingga 7,43 persen dalam setahun terakhir (per 29 April 2020). Artinya, rata-rata 10 reksadana pasar uang tersebut bisa memberikan return 6,87 persen setahun.
Tabel Top 10 Reksadana Pasar Uang Bareksa per 29 April 2020
Sumber: Bareksa.com
Kemudian, kita bisa menggunakan kalkulator investasi Bareksa untuk menghitung bila kita mulai berinvestasi Rp100.000. Lalu, setiap bulan di tanggal 1 kita menambah (top up) reksadana sebesar Rp1 juta selama dua tahun ke depan dengan asumsi return 6,87 persen per tahun.
Uang pokok yang kita kumpulkan rutin selama 24 bulan mencapai Rp24,1 juta. Karena kita menaruhnya dalam reksadana pasar uang, ada potensi imbal hasil sehingga hasil investasi kita bisa mencapai Rp25,76 juta pada Mei 2022.
Wah, dana sebesar itu bisa cukup untuk membeli paket tur 7 hari ke Jepang. Atau mungkin kita punya tujuan wisata lain yang sesuai dengan dana yang kita kumpulkan tersebut.
Perlu dicatat, imbal hasil reksadana tidak pasti karena tergantung nilai aset-aset di dalam portofolionya. Sehingga bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari hasil simulasi tersebut.
Meski di rumah saja, jangan biarkan impian kita terbelenggu. Sambil menunggu pandemi usai, kumpulkan dana di reksadana untuk mewujudkan apapun mimpi kamu.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.