Bareksa.com - Rumah menjadi salah satu kebutuhan utama manusia. Pasalnya, rumah menjadi tempat bernaung seluruh keluarga dari panas terik dan hujan badai.
Namun, harga rumah terus melambung tinggi sehingga banyak pasangan muda yang akhirnya memilih untuk mengkontrak atau menyewa karena tidak mampu membeli rumah. Sehingga, kadang kala penghasilan yang diterima per bulan habis untuk menyewa rumah dan tidak bisa dipergunakan untuk yang lainnya.
Permasalahan rumah ini juga yang membuat para generasi milenial saat ini menunda untuk menikah. Mereka lebih nyaman untuk tinggal di kontrakan atau kos karena cukup untuk dihuni sendiri. Beda halnya apabila sudah menikah yang membutuhkan tempat tinggal lebih luas sehingga membeli rumah menjadi sebuah keharusan.
Pemerintah dalam hal ini sudah memberikan solusi bagi masyarakat yang ingin membeli rumah dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Perbankan pun terus gencar menawarkan promo suku bunga rendah agar masyarakat bisa membeli rumah.
Namun, apakah kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi satu-satunya solusi untuk memiliki rumah bagi generasi milenial?
Mengutip situs rumah 123.com, rumah di kawasan Jabodetabek saat ini beragam harganya tergantung tipe, lokasi dan fasilitas yang diberikan. Semakin jauh dari pusat kota, misalnya Jakarta, maka harga rumah tersebut akan jauh lebih murah.
Di situs tersebut, ada harga rumah yang mencapai Rp156 juta, tetapi lokasinya di bagian utara Bekasi, meski masih dekat dengan tol Cibitung. Ada pula rumah yang memiliki harga Rp11 miliar bertempat di dekat Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Rumah ini dekat dengan lokasi Pondok Indah Office Towers dan akses transportasi seperti bus dan kereta commuter line.
Untuk membeli rumah tersebut, ada fasilitas KPR yang bisa dipergunakan oleh masyarakat yang membelinya. Namun, sebelum menggunakan fasilitas tersebut, mari kita berhitung terlebih dahulu.
Simulasi Reksadana
Misalnya, kamu ingin membeli rumah dengan harga yang tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal, tetapi masih bisa mendapatkan kemudahan akses transportasi dan tipe rumah yang lumayan bagus. Rumah seharga Rp305 juta di kawasan Parung Panjang, Bogor ini mungkin bisa menjadi salah satu pilihan karena memiliki akses commuter line Parung Panjang-Tanah Abang dan tipe rumah tidak terlalu kecil.
Di situs tersebut, rumah ini bisa diperoleh melalui fasilitas KPR dengan cicilan Rp2,04 juta per bulan selama 20 tahun dan dengan uang muka Rp61 juta. Artinya, biaya total yang harus kamu bayar dalam 20 tahun tersebut adalah Rp550,81 juta atau lebih tinggi Rp245,81 juta. Wow, lumayan besar ya!
Lalu, apakah bisa kalau kita menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan Rp305 juta sebelum akhirnya membeli rumah? Adakah cara cepat untuk menabung dan menghasilkan Rp305 juta tanpa perlu khawatir harga rumah akan terus melambung sehingga imbal hasil yang diperoleh dari menabung tidak tergerus dengan persentase kenaikan harga rumah?
Menabung di reksadana bisa menjadi salah satu alternatif. Pasalnya, reksadana bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito dan bisa disesuaikan tenor waktunya.
Untuk mendapatkan dana Rp305 juta dalam waktu yang tidak terlalu lama, kamu bisa menggunakan reksadana saham, Sucorinvest Equity Fund dari PT Sucorinvest Asset Management. Kamu bisa menyisihkan dana Rp100 ribu sebagai modal awal dan menyisihkan Rp3 juta per bulan sehingga didapat dana pokok Rp231 juta.
Menurut simulasi Bareksa berdasarkan data historikal, setelah 6,5 tahun, dana investasi yang kamu sisihkan tersebut sudah menjadi Rp377,29 juta dengan akumulasi imbal hasil total 63,26 persen. Artinya, uang kamu tumbuh atau memberikan keuntungan sebesar Rp146,19 juta.
Bandingkan hasil ini dengan menabung di deposito yang hanya mendapatkan imbal hasil 2 persen per tahun, belum dipotong pajak dan biaya lainnya.
Dengan dana Rp377,29 juta, kamu tidak hanya bisa membeli rumah secara tunai. Namun, kamu juga bisa menggunakan sisa uang untuk membeli keperluan perlengkapan rumah. Kamu juga bisa terbebas dari beban pikiran membayar cicilan rumah selama 20 tahun.
Mengapa Bisa Untung?
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Nilai reksadana bisa tumbuh seiring dengan aset investasi yang terkandung di dalamnya. Pertumbuhan ini membutuhkan waktu yang tidak instan.
Reksadana saham memiliki risiko dan imbal hasil yang relatif tinggi dan cocok dipergunakan untuk tenor panjang. Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko kamu. (hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.