Bareksa.com - Kementerian Perhubungan sebentar lagi akan mengeluarkan surat keputusan yang mengatur mengenai tarif kendaraan transportasi roda dua berbasis online. Pengaturan tarif ini hadir untuk merespons tuntutan pengemudi ojek online yang merasakan tarif saat ini tidak berpihak kepada pengemudi.
Tuntutan pengemudi ojek online (driver) tersebut dinilai wajar apabila melihat dari jam kerja dan lingkungan kerja para mereka. Pengemudi ojek online harus bisa bekerja di tengah hujan dan panas, bahkan memulai pekerjaan dengan sangat pagi atau pulang dengan sangat malam.
Terlebih lagi, di saat mengendarai kendaraan bermotor, pengemudi ojek online harus mampu mengatasi risiko kecelakaan lalu lintas ataupun dirampok di perjalanan. Ditambah pula menghadapi penumpang yang kadang menuntut lebih dan dengan gampangnya memberikan rating rendah untuk pengemudi yang kadang bersikap tidak sesuai karena dikejar tuntutan dan lingkungan.
Namun, artikel ini bukan akan membahas mengenai pembenaran tuntutan pengemudi ojek online untuk pengenaan tarif yang sesuai. Akan tetapi, artikel ini ditulis lebih untuk membahas agar pengemudi ojek online tersebut bisa memanfaatkan penghasilan bukan hanya untuk saat ini, melainkan juga untuk masa depan.
Seorang pengemudi ojek online menceritakan kisahnya kepada penulis selepas pulang bekerja. Dia mengatakan, penghasilan yang ia terima adalah penghasilan harian dengan nilai berkisar Rp100-250 ribu/hari tergantung kondisi dan jumlah jam mengemudi.
Penghasilan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, tentunya akan habis dipergunakan untuk konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, tanpa terlalu berharap, ada baiknya penghasilan yang jumlahnya tidak menentu tersebut diinvestasikan terlebih dahulu.
Namun pengemudi ojek online pasti bertanya-tanya apakah bisa menyisihkan penghasilan yang hanya Rp100-250 ribu tersebut. Investasi di reksadana bisa menjadi salah satu opsi bagi para pengemudi ojek online untuk berinvestasi, karena variasi produknya yang beragam dan minimal investasi yang relatif terjangkau, yakni mulai dari Rp10 ribu saja.
Berikut gambaran bagaimana pengemudi ojek online bisa menyisihkan penghasilannya dengan skema investasi reksadana.
Misalkan seorang driver punya modal awal Rp100 ribu dan dia bisa menyisihkan Rp10 ribu per hari, sehingga sebulan bisa mengumpulkan Rp300 ribu. Kemudian, dia secara rutin beli reksadana tiap bulan selama tiga tahun terakhir (2016-2019).
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana campuran seperti dalam artikel ini memiliki risiko yang tinggi karena mayoritas aset portofolionya adalah saham yang berfluktuasi dalam jangka pendek Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
(hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.