Bareksa.com - Siapa yang tak mengenal Taj Mahal? Salah satu dari 7 keajaiban dunia. Warisan budaya India yang tak lekang oleh waktu ini menarik mata wisatawan hampir dari seluruh penjuru dunia.
Bukan hanya Taj Mahal, ada segudang objek wisata lain yang bisa dikunjungi wisatawan yang akan menjejakkan kakinya di Negeri Sungai Gangga, India. Bergeser dari Agra, lokasi Taj Mahal, traveller bisa berkunjung ke Jaipur untuk melihat Hawa Mahal, bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke-18.
Selain kedua istana kuno tersebut, ada sejumlah bangunan seperti benteng dan kuil yang juga layak dikunjungi di India, yakni Amer Fort, Mahabodhi Temple, Golden Temple of Amritsar, Mysore Palace dan bangunan-bangunan lainnya. Sedangkan bagi wisatawan beragama islam bisa mengunjungi masjid tertua di India, Mecca Masjid di Hyderabad.
Tidak hanya itu, India juga memiliki panorama alam yang menarik. Wisatawan tinggal mengunjungi Goa yang menyuguhkan wisata pantai dan wildlife sanctuary, rumah bagi banyak hutan dan fauna.
Kecantikan India ini sangat sayang tentunya apabila hanya dibayangkan di benak saja. Namun, apakah mungkin seorang karyawan dengan gaji UMR (upah minimum) atau bahkan mahasiswa yang masih mengandalkan uang jajan dari orang tua bisa juga menikmati kecantikan India?
Mengutip Tiket.com, tiket pesawat Jakarta - New Delhi bervariasi mencapai mulai Rp2,6 juta hingga Rp5 juta untuk sekali penerbangan. Kemudian untuk biaya penginapan bervariasi sekitar Rp200 ribu hingga Rp2 juta semalam.
Apabila wisatawan berencana menghabiskan waktu 4 hari, 3 malam di India, maka traveller membutuhkan biaya minimal Rp10 juta dengan asumsi biaya tiket pesawat sekitar Rp6 juta pulang-pergi, biaya penginapan Rp2 juta untuk 4 hari dan biaya akomodasi Rp2 juta untuk 4 hari.
Untuk bisa mendapatkan uang Rp10 juta tersebut, seorang mahasiswa bisa mendapatkannya dengan memulai berinvestasi minimal Rp150.000 per bulan atau Rp5.000 per hari. Apa mungkin?
Simulasi Menabung di Reksadana
Sumber : Bareksa
Berdasarkan hasil simulasi investasi reksadana dari Bareksa, apabila investor menabung di reksadana saham, Syailendra Equity Opportunity Fund, kelolaan PT Syailendra Capital mulai Rp150.000 per bulan selama 5 tahun, maka hasil investasinya berpotensi mencapai Rp11,4 juta dengan return investasi 25,36 persen. Simulasi ini mengandaikan kita sudah menabung sejak 5 tahun lalu.
Bandingkan apabila kita menabung di bank dengan bunga sekitar 2 persen per tahun, maka dalam 5 tahun, uang yang ditabung hanya akan menjadi Rp9,5 juta. Bunga tabungan di bank juga masih dipotong pajak, adapun hasil investasi di reksadana tidak dikenai pajak.
Sumber : Bareksa
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai strategi perencanaan liburan ke India dengan cara nabung di reksadana, silakan ikuti acara Meet The Fund Manager "Bedah Budget Perjalanan ke India" yang diselenggarakan PT Syailendra Capital bekerja sama dengan Bareksa pada Jumat, 22 Februari 2019.
Acara yang diselenggarakan di Kantor Syailendra Capital di District 8 Treasury Tower 39th Fl, Unit 39A, Jakarta ini gratis bagi masyarakat umum atau nasabah Bareksa. Acara ini menghadirkan Satya Winnie, travel blogger yang akan berbagi tips atur budget untuk travelling. Di acara ini, kita akan dapat tips dan strategi travelling ke negara impian dengan nabung mulai Rp100.000 per bulan.
Untuk mendaftar silakan klik link berikut ini, buruan mendaftar karena tempat terbatas.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Reksadana saham adalah salah satu alternatif investasi yang dapat memberikan tingkat pengembalian lebih tinggi dari bunga tabungan biasa karena reksadana ini menempatkan dana investasi pada saham, namun risikonya cukup tinggi karena mengikuti fluktuasi dari harga asetnya.
Investasi pada reksadana saham disarankan hanya untuk investor agresif, yakni investor yang dapat menerima risiko tinggi, terutama risiko fluktuasi NAB (nilai aset bersih) per unit reksadana saham. Investasi reksadana saham menguntungkan apabila dilakukan dalam jangka panjang, yakni lebih dari 5 tahun.
Sebelum berinvestasi, ketahuilah dulu tujuan keuangan dan profil risiko untuk mendapatkan kenyamanan dalam memilih produk dan hasil yang maksimal.
(AM)
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.