Bareksa.com - Kondisi pasar global yang masih tidak menentu mendorong investor High Net Worth Individual (HNWI) untuk menerapkan strategi yang menjaga nilai portofolio investasi, termasuk di instrumen reksa dana. Bareksa Prioritas, lahir dari kerja sama antara Bareksa dan Jagartha Advisors, merekomendasikan sejumlah produk bagi nasabah HNWI dalam kondisi ini.
Head of Investment Bareksa Christian Halim menjelaskan bahwa imbal hasil (yield) treasury Amerika Serikat telah mencapai rekor tertinggi sejak 2007. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa suku bunga yang tinggi akan membuat lesu pasar perumahan, mengurangi minat masyarakat meminta pinjaman dari bank, dan pada akhirnya menyeret ekonomi ke dalam resesi.
Tidak hanya di AS, fenomena kenaikan yield ini juga merambat ke pasar obligasi domestik. "Yield SBN Indonesia tenor 10 tahun saat ini telah mencapai level 7,03% karena dipengaruhi kenaikan yield acuan AS yang menyentuh level 4,7% dan diproyeksi masih bisa naik hingga 5%," ujarnya.
Di samping itu, harga minyak dunia juga masih menjadi perhatian investor pada saat ini, sebab Arab Saudi dan Rusia sebagai produsen memangkas produksi sebanyak 1,3 juta barrel per hari. Dampaknya, tentu akan mendorong harga minyak naik dan menyulitkan upaya untuk menurunkan laju inflasi global.
Di saat yang bersamaan, Chief Investment Officer Jagartha Advisors Erik Argasetya menilai pasar saham juga masih mendapat tantangan dari era suku bunga tinggi yang lebih lama (longer for higher rates) dari sejumlah bank sentral global. Namun demikian, pasar saham Indonesia yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpantau dapat bertahan di atas level 6.800.
"Sentimen yang menopang pasar saham adalah kondisi fundamental domestik yang kokoh, termasuk potensi pertumbuhan ekonomi yang stabil pada tahun 2024. World Bank juga telah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 5,0%, dari sebelumnya 4,9%," ungkapnya.
Maka dari itu, Erik melihat bahwa sentimen ini justru bisa menjadi peluang untuk masuk ke pasar saham bila IHSG bertahan stabil di area 6.800-7.000. Selain itu, membaiknya harga komoditas, peluang window dressing yang biasanya terjadi pada akhir tahun bersamaan dengan sentimen pemilu, diharapkan dapat mendorong pasar saham domestik menembus ke atas level 7.000 pada penutupan tahun ini.
"Koreksi signifikan di pasar saham justru dapat dijadikan peluang menarik untuk berinvestasi bagi investor dengan profil risiko agresif," kata Erik.
Oleh karena itu, reksa dana indeks yang berisikan saham-saham bluechip dapat menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan bagi investor agresif dengan horison investasi jangka panjang. Terbukti keuntungan (return) sejumlah reksa dana indeks dan reksa dana saham di Bareksa Prioritas bisa mencapai 40-60% dalam tiga tahun terakhir.
Selanjutnya, Christian menjelaskan bahwa reksa dana yang berfokus pada obligasi korporasi dapat dijadikan sebagai portofolio utama investor, baik yang memiliki profil risiko konservatif, moderat maupun agresif.
"Return reksa dana obligasi korporasi cenderung lebih stabil dibandingkan dengan reksa dana SBN yang berfluktuasi tinggi. Ini dapat menjadi penyeimbang portofolio ketika pasar sedang bergejolak," jelasnya.
Kemudian, Chief Executive Officer Bareksa Prioritas Ricky Rachmatulloh menyampaikan bahwa selain reksa dana obligasi korporasi, investor dengan profil risiko konservatif juga dapat berinvestasi pada reksa dana pasar uang. Instrumen ini biasanya digunakan untuk diversifikasi dan switching dana parkir ketika investor melakukan profit taking ataupun ketika pasar modal diproyeksikan melemah cukup lama.
"Pastikan investor selalu memilih produk sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan demi kenyamanan dalam berinvestasi reksa dana," pesan Ricky.
Tabel Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa Prioritas
Reksa Dana Indeks & Saham | Return | AUM | |
YTD | 3 Tahun | ||
11,6% | 48,1% | Rp 717,8 M | |
9,1% | 49,1% | Rp 3,0 T | |
Batavia Dana Saham | 4,6% | 33,0% | Rp 3,0 T |
Reksa Dana Obligasi Korporasi | YTD | 1 Tahun | AUM |
4,79% | 6,16% | Rp 4,9 T | |
3,40% | 4,75% | Rp 3,1 T | |
3,01% | 4,30% | Rp 7,2 T | |
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Bulan | 1 Tahun | AUM |
Syailendra Dana Kas | 0,35% | 4,17% | Rp 3,9 T |
Trimegah Kas Syariah | 0,36% | 4,18% | Rp 377,8 M |
Sumber: Tim Analis Bareksa Prioritas, Return NAV per 2 Oktober 2023
**Return sudah termasuk dividen tunai yang dibagikan
Klik untuk Beli Reksadana Sekarang
(hm)
* * *
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.