Bareksa Insight: IHSG Koreksi Tertekan Stimulus China, Saatnya Investasi Saham-saham Ini

Hanum Kusuma Dewi • 07 Oct 2024

an image
Ilustrasi trading saham yang digambarkan dengan grafik harga saham dan candlestick dengan nuansa warna hijau. (Shutterstock)

Apabila dalam 1-2 minggu IHSG tidak turun lebih dalam menembus support, maka investor dapat mulai akumulasi di saham-saham big caps

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mengalami penurunan cukup signifikan dari level tertinggi 7.900 ke 7.500 atau turun 5% dalam dua pekan (20 Sept-3 Okt 2024). Stimulus yang dikeluarkan Pemerintah China untuk menggenjot ekonomi hingga mencapai pertumbuhan 5% tahun ini, membuat aliran dana asing beralih ke pasar saham Negara Panda tersebut dan berakibat pada tekanan jual di IHSG serta beberapa negara Asia lainnya.

Sumber: Tim Analis Bareksa

Terlihat dalam sepekan, indeks saham China di mainland maupun Hong Kong melesat hingga 11-20% sementara indeks saham Asia mayoritas melemah. Bahkan dari bursa saham Indonesia, aliran keluar dana asing mencapai Rp6,7 triliun dalam sepekan (per 3 Oktober 2024). Hal ini menyebabkan nilai tukar Rupiah kembali terdepresiasi atau melemah ke level Rp15.400 dari sebelumnya sempat di Rp15.100.

Melihat hal tersebut, artinya tekanan jual masih cukup besar di pasar saham. Lalu kapan waktu yang tepat untuk kembali masuk di IHSG?

Berdasarkan analisa teknikal menggunakan Fibonacci, level support terdekat IHSG berada di 7.450-7.500. Apabila dalam jangka waktu 1-2 minggu IHSG tidak turun lebih dalam menembus level ini, maka investor dapat mulai akumulasi di saham-saham kapitalisasi besar seperti Big Banks, ASII maupun TLKM yang memiliki kinerja keuangan baik, pembayaran dividen yang rutin, serta cocok untuk investasi jangka menengah (di atas 1 tahun). 

Grafik Analisis Teknikal IHSG, sumber: Investing, diolah Bareksa

Namun jika level IHSG 7.500 tertembus, level support berikutnya di 7.300 dan investor dapat wait and see terlebih dahulu hingga IHSG berada pada level yang lebih stabil.

Secara teknikal, berikut level support dan resistance yang dapat digunakan sebagai acuan untuk akumulasi bertahap dari beberapa saham investasi berikut:

Kode Saham
Last Price
Support 1
Support 2
Resistance 1
Resistance 2

BBCA

10.450

10.300

10.000

10.775

10.950

BMRI

7.050

6.925

6.750

7.325

7.550

BBRI

4.920

4.880

4.750

5.300

5.650

BBNI

5.375

5.300

5.100

5.550

5.850

ASII

5.250

5.050

4.900

5.425

5.750

TLKM

2.920

2.900

2.800

3.150

3.300

Sumber: Tim Analis Bareksa, Last Price 3 Okt 2024

Perlu diperhatikan juga, saham-saham di atas juga membagikan dividen rutin dan secara fundamental memiliki target harga menyesuaikan kondisi keuangan, sebagai berikut:

Kode Saham
Last Price
Rata-rata Dividend Yield 5 Tahun
Target Harga
Potential Upside

BBCA

10.450

2,12%

11.600

11%

BMRI

7.050

4,47%

8.250

17%

BBRI

4.920

4,15%

6.200

26%

BBNI

5.375

2,84%

6.700

25%

ASII

5.250

6,46%

5.750

10%

TLKM

2.920

5,47%

4.000

37%

Sumber: Ciptadana Sekuritas & Konsensus Pasar, Last Price 3 Okt 2024

Artinya, bila berinvestasi di saham-saham tersebut, selain mendapatkan potensi keuntungan dari kenaikan harga saham, investor juga berpotensi mendapatkan tambahan dividen di portofolio sahamnya.

Di lain sisi, dalam kondisi apapun, biasanya tetap ada saham yang memiliki peluang menarik untuk dijadikan investasi jangka pendek (trading). Seperti saat ini, dalam kondisi ekonomi China mulai bertumbuh, harga saham komoditas mulai naik karena China membutuhkan batubara dan komoditas lainnya untuk mendorong kegiatan industrinya. 

Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap saham produsen batubara Indonesia yang melakukan ekspor ke China seperti PTBA dan ADRO. Selain itu, ada juga saham produsen nikel seperti INCO.

Kode Saham 
PTBA
ADRO
INCO

Last price

3.060

3.830

4.320

Recommendation

Trading Buy 

Trading Buy 

Trading Buy 

Entry Range

3.050

3.840

4.330

3.000

3.770

4.260

Target Price (TP) 1

3.100

3.930

4.500

Target Price (TP) 2

3.160

4.000

4.660

Stop loss

2.950

3.650

4.150

Sumber: Tim Analis Bareksa

Investasi Saham di Bareksa

Super app investasi, Bareksa telah meluncurkan fitur Bareksa Saham bekerja sama dengan PT Ciptadana Sekuritas Asia pada Kamis (9/11/2023), di Jakarta. Fitur investasi saham ini melengkapi pilihan produk investasi di Bareksa sebelumnya, yakni reksadana, Surat Berhaga Negara hingga emas. Peluncuran fitur saham seiring target Bareksa mewujudkan misi menjadi satu aplikasi untuk semua investasi.

Dengan begitu, nasabah atau investor Bareksa bisa berinvestasi di beragam instrumen investasi dalam satu genggaman tangan di layar ponsel melalui aplikasi Bareksa. Pengguna bisa berinvestasi sesuai kebutuhan dan profil risikonya guna mencapai target keuangan atau kemerdekaan finansialnya.

Beli Saham di Sini

(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/Christian Halim/hm)

***

Ingin berinvestasi aman di saham dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli saham klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi Bareksa di App Store​
- Download aplikasi Bareksa di Google Playstore
- Belajar investasi, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​​​​​​

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Bareksa membuat informasi ini dari materi dan sumber-sumber terpercaya, serta tidak dipengaruhi pihak manapun. Informasi ini bukan merupakan ajakan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi dan Bareksa tidak memberikan jaminan atas transaksi yang dilakukan.