Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,17% atau berkurang 12,28 poin menjadi 7.123,61 pada Selasa (7/5/2024). Menurut Tim Analis Bareksa, pelemahan IHSG akibat tertekan aksi jual asing yang menembus Rp23 triliun sejak April. Asing keluar dari pasar modal Tanah Air akibat prospek penurunan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang semakin tidak pasti, sehingga membuat rupiah juga tertekan.
Sejak akhir Maret hingga 7 Mei, IHSG merosot 2,26%. Kondisi itu mengakibatkan kinerja instrumen investasi reksadana ikut terdampak. Dari keempat indeks reksadana Bareksa, hanya 2 jenis kelas aset yang berhasil mencatatkan imbal hasil positif dalam setahun terakhir (per 30/4/2024) yakni indeks reksadana pasar uang dan indeks reksadana pendapatan tetap.
Indeks Reksadana | 1 Tahun (%) |
IRD Pasar Uang | 3,39 |
IRD Pendapatan Tetap | 1,19 |
IRD Campuran | -1,59 |
IRD Saham | -9,01 |
Sumber: Bareksa, data per 30 April 2024
Tim Analis Bareksa melihat, hingga April 2024, pasar modal menghadapi sejumlah tantangan seperti munculnya risiko geopolitik, lalu kebijakan Bank Sentral AS yang masih pertahankan bunga di level tinggi serta kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) ke level tertinggi sejak 2016 yakni 6,25%.
Kenaikan tersebut sebagai upaya untuk menahan laju pelemahan rupiah yang sempat menyentuh level Rp16.200 per dolar AS. Selain itu, kenaikan bunga akan menghantam kinerja keuangan emiten karena biaya kredit untuk ekspansi jadi lebih tinggi dan berpotensi menggerus laba perusahaan. Hal ini terefleksi dari pergerakan indeks reksadana campuran dan indeks reksadana saham yang setahun terakhir imbal hasilnya negatif.
Pasar obligasi juga ikut terdampak ditandai dengan kenaikan imbal hasil (yield) acuan Obligasi Negara Indonesia tenor 10 tahun yang per akhir April lalu sempat mencapai level tertinggi tahun ini di 7,2-7,3%. Meski begitu, ada sejumlah reksadana obligasi yang mencatat kinerja positif, seperti reksadana berbasis obligasi korporasi. Selain itu, karena naiknya BI rate, hal ini juga berpotensi mendorong naiknya imbal hasil reksadana pasar uang yang memiliki portofolio di deposito.
Tim Analis Bareksa menilai sepanjang 4 bulan pertama di 2024 terdapat sejumlah reksadana yang tahan banting menghadapi fluktuasi pasar saham dan obligasi. Beberapa jenis reksadana ini masih cetak imbal hasil menarik di atas deposito dan memiliki dana kelolaan cukup besar, yakni di atas Rp100 miliar.
Berikut reksadana obligasi korporasi dan reksadana pasar uang yang memiliki kinerja terbaik 1 tahun di Bareksa per 30 April 2024.
Reksadana Pendapatan Tetap | Kinerja 1 Tahun | Dana Kelolaan (AUM) |
Capital Fixed Income Fund | 6,87% | Rp982 miliar |
I-Hajj Syariah Fund | 6,24% | Rp1,3 triliun |
STAR Stable Income Fund | 6,18% | Rp3,6 triliun |
Trimegah Dana Tetap Syariah | 5,42% | Rp163 miliar |
Majoris Sukuk Negara Indonesia | 4,56% | Rp276 miliar |
Reksadana Pasar Uang | Kinerja 1 Tahun | Dana Kelolaan (AUM) |
Capital Money Market Fund | 5,74% | Rp724 miliar |
Mega Dana Kas | 5,33% | Rp356 miliar |
Shinhan Money Market Fund | 5,29% | Rp475 miliar |
Setiabudi Dana Pasar Uang | 5,12% | Rp764 miliar |
PNM Dana Tunai | 5,04% | Rp1,1 triliun |
Sumber: Bareksa, data per 30 April 2024
Investasi Capital Fixed Income di Sini
Investasi I-Hajj Syariah Fund di Sini
Investasi Trimegah Dana Tetap Syariah di Sini
Investasi Majoris Sukuk Negara di Sini
Investasi Capital Money Market di Sini
Investasi Shinhan Money Market Fund di Sini
Di tengah fluktuasi pasar yang masih cukup tinggi karena adanya sentimen suku bunga AS, menurut Tim Analis Bareksa, beberapa produk reksadana obligasi korporasi yang tersedia di Bareksa tersebut masih mencatat imbal hasil sekitar 5-6% karena pergerakannya yang cenderung stabil. Sementara itu, reksadana pasar uang juga masih mencatat imbal hasil setahun sekitar 5% dan dapat dijadikan diversifikasi yang menarik dan likuid untuk nasabah dari semua profil risiko.
(Sigma Kinasih/Christian Halim/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.