Bareksa.com - Pasar saham dalam sebulan terakhir mengalami penurunan karena tekanan global. Smart Investor tidak perlu panik, terutama yang memiliki profil risiko agresif dan horison jangka panjang, justru bisa mengambil kesempatan untuk membeli kelas aset saham melalui reksadana di harga murah.
Sebulan terakhir (25 Sept – 26 Okt 2023) pasar saham (IHSG) turun signifikan sekitar -3,2% karena sejumlah sentimen negatif dari global. Akan tetapi, investor tidak perlu cemas karena ini bisa jadi momen yang tepat untuk kembali membeli reksadana saham di harga relatif murah.
Terlihat pada grafik di atas, pergerakan 4 Reksadana Indeks berbasis IDX30 dan Indeks LQ45, yaitu BNI AM Indeks IDX30, Avrist IDX30, Avrist Indeks LQ45 dan Principal Index IDX30 Kelas O, hampir menyentuh level terendah dalam 3 tahun terakhir. Investor profil risiko agresif dapat memanfaatkan peluang ini untuk mulai berinvestasi di reksadana indeks tersebut agar mendapatkan potensi imbal hasil optimal.
Tabel Reksadana Indeks Rekomendasi Bareksa
Reksadana Indeks | Return 3 Tahun | AUM September 2023 |
---|---|---|
18,77% | Rp 600 M | |
14,14% | Rp 184 M | |
9,91% | Rp 69 M | |
BNI AM Indeks IDX30 | 6,73% | Rp 1.6 T |
Sumber: Tim Analis Bareksa. Data NAV per 26 Okt 2023
Sementara itu, sebagai penyeimbang portofolio, investor profil risiko konservatif hingga agresif masih dapat menjadikan reksadana obligasi korporasi sebagai core portfolio atau investasi utama. Berikut beberapa yang dapat dicermati.
Beli Capital Fixed Income Fund
Tabel Reksadana Obligasi Korporasi Rekomendasi Bareksa
Reksadana Obligasi Korporasi | Return 1 Bulan | Return 1 Tahun | AUM September 2023 |
---|---|---|---|
0,58% | 9,2% | Rp 108 M | |
0,41% | 7,2% | Rp 3.2 T | |
0,42% | - | Rp 11.2 M* | |
0,36% | 6,8% | Rp 1.9 T |
Sumber: Tim Analis Bareksa. Data NAV per 26 Okt 2023, (*): New comer
Beli Capital Sharia Fixed Income
Saat ini pelaku pasar masih menantikan keputusan Bank Sentral AS (The Fed) pada tanggal 1 November malam terkait kebijakan tingkat suku bunga acuan. Jika suku bunga tetap dipertahankan sesuai ekspektasi, maka akan menjadi salah satu sentimen baik untuk pasar saham maupun obligasi. Pertumbuhan ekonomi Amerika di kuartal ketiga meningkat cukup signifikan di level 4,9% juga masih dicermati oleh investor apakah angka tersebut bisa menjadi acuan bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan ke depannya.
Dari domestik, Pemerintah juga berencana untuk merilis 3 paket kebijakan sebagai upaya menstabilkan ekonomi dalam negeri dan antisipasi goncangan ketidakpastian global. Di antaranya dengan memperpanjang pemberian bantuan sosial, percepatan penyaluran subsidi KUR, dan insentif pembebasan PPN untuk rumah di bawah Rp2 miliar.
Sehingga melihat kondisi dalam negeri yang masih cukup sehat, penurunan harga saham belakangan ini bisa dilihat sebagai peluang untuk investasi di harga yang relatif rendah, dan dapat berpotensi menghasilkan kinerja portofolio yang lebih baik.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.