Bareksa.com - Pasar saham Tanah Air yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September mendatang bakal ceria atau kelabu? Kinerjanya memerah atau menghijau, Kamu mesti punya jurus investasi jitu untuk mengantisipasinya. Sebab jika tidak, bisa-bisa cuanmu nggak maksimal.
Menurut Tim Analis Bareksa, secara historis dalam 5 tahun terakhir, kinerja IHSG rata-rata minus 1,99%. Sepanjang 5 tahun, 4 kali di antaranya pasar saham RI berkinerja negatif pada bulan September dan hanya 1 kali positif.
Tidak berbeda, kinerja indeks reksadana saham di Bareksa juga mayoritas mencatatkan kinerja negatif setiap bulan September dalam 5 tahun terakhir. Rata-rata penurunannya bahkan lebih dalam mencapai minus 5,24%. Senada dengan IHSG, dalam 5 tahun, sebanyak 4 kali indeks reksadana saham memerah dan hanya 1 kali menghijau.
Sumber : Tim Analis Bareksa
Meskipun cenderung memerah pada bulan September, namun menurut Tim Analis Bareksa, dalam 5 tahun terakhir atau periode 2018-2022, mayoritas IHSG naik pada kuartal IV. Sepanjang 5 tahun itu, 4 kali di antaranya IHSG ditutup menghijau, dan hanya 1 kali yakni di 2022, IHSG memerah di kuartal IV.
Karena itu, potensi penurunan pasar saham pada bulan September bisa dijadikan momentum buat investor untuk berinvestasi di instrumen berbasis saham, seperti reksadana saham dan reksadana indeks.
Berdasarkan penilaian Bareksa Barometer yang tidak hanya memperhitungkan return (imbal hasil), namun juga tata kelola perusahaan yang baik (GCG) manajer investasi dan produk reksadana, berikut beberapa produk reksadana yang bisa dipertimbangkan investor :
Sumber : Sumber, Tim Analis Bareksa, data per 28 Agustus 2023
Beli BNP Paribas Sri Kehati di Sini
Beli Reksadana Indeks Syailendra MSCI di Sini
Beli Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Index
Sumber : Sumber, Tim Analis Bareksa, data per 28 Agustus 2023
Beli TRIM Kapital Plus di Sini
Menurut Tim Analis Bareksa, sejak awal tahun, investor asing mencatat beli bersih (net buy) di IHSG mencapai Rp13,7 triliun dan terbesar pembelian di saham kapitalisasi besar (big caps) dan konsumer. Hal ini karena saham-saham tersebut memiliki kinerja keuangan lebih stabil.
Saham-saham big caps dan konsumer juga menjadi basis alokasi investasi dari sejumlah daftar reksadana yang direkomendasikan tersebut. Apalagi jelang perhelatan Pemilu 2024 berpotensi mendorong saham-saham tersebut bisa semakin kinclong. Sehingga kinerja reksadana yang memiliki alokasi investasi di sektor saham tersebut juga semakin prospektif.
Beberapa reksadana saham yang bisa dipertimbangkan di antaranya TRIM Kapital Plus, TRIM Kapital dan BNP Paribas Pesona. Adapun reksadana indeks yang bisa dilirik di antaranya BNP Paribas Sri Kehati, Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A dan Trimegah FTSE Indonesia Low Volatility Factor Index.
Menurut Tim Analis Bareksa, secara teknikal, IHSG sedang menembus level resisten jangka pendek di 6.966 untuk bisa melanjutkan reli di atas level 7.000. Jika mampu menembus level tersebut, maka IHSG berpotensi masuk momentum bullish (kenaikan) hingga akhir 2023 dengan target 7.200-7.400.
Karena itu, jika IHSG mengalami koreksi hingga ke level 6.700-6.800, maka bisa dicermati investor sebagai kesempatan yang baik untuk berinvestasi di reksadana saham, maupun reksadana indeks.
Menurut Tim Analis Bareksa, sembari menunggu momentum yang tepat untuk investasi di reksadana saham, maka investor bisa melakukan diversifikasi investasi di reksadana berbasis obligasi korporasi. Hal ini seiring tekanan di pasar Surat Berharga Negara dalam beberapa waktu terakhir.
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi yang bisa dipertimbangkan ialah :
Sumber : Tim Analis Bareksa. Data per 28 Aug 2023
Beli Capital Fixed Income Fund di Sini
Beli STAR Stable Income Fund di Sini
Beli Trimegah Fixed Income Plan di Sini
Selain reksadana pendapatan tetap Capital Fixed Income Fund dan STAR Stable Income Fund, TRIM Dana Tetap 2 juga dinilai menarik karena saat ini mayoritas investasinya di obligasi korporasi. Hal itu membuat kinerja imbal hasil hariannya lebih stabil dibandingkan sebelumnya. Sebab, manajer investasi yang mengelolanya menerapkan strategi investasi di Obligasi Negara maksimal 5%.
Strategi investasi serupa juga diterapkan Trimegah Fixed Income Plan. Namun yang membedakan Trimegah Fixed Income Plan memiliki fitur dividen bagi investor, sementara TRIM Dana Tetap 2 tidak memiliki fitur dividen.
Tim Analis Bareksa beranggotakan Christian Halim (Head of Investment), Sigma Kinasih (Investment Strategist) dan Ariyanto Dipo Sucahyo (Investment Analyst).
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.