Bareksa.com - Secara historis sebelum pandemi Covid-19, kinerja pasar modal cenderung positif pada bulan Januari. Smart Investor bisa memanfaatkan potensi ini untuk berinvestasi reksadana, terutama yang telah membukukan kinerja baik pada 2022.
Sebelum adanya pandemi Covid-19, imbal hasil di pasar saham (IHSG) dan Indeks Reksadana Saham hampir selalu mencatat kinerja positif di bulan Januari karena dipengaruhi January Effect yang umum terjadi di bursa saham Amerika (AS). Sebab, di AS biasanya terdapat bonus akhir tahun yang digunakan masyarakat untuk berinvestasi saham di awal tahun.
Secara psikologis, hal ini ternyata juga berpengaruh ke pasar saham Indonesia. Seperti terlihat pada tabel di bawah, IHSG dan Indeks Reksadana (IRD) Saham mencatat kinerja positif dengan probabilitas (winning rate) hingga 80% selama 10 tahun dari 2010 hingga 2019.
Kinerja IHSG dan Reksadana Saham di Bulan Januari
Sumber: Tim Analis Bareksa
Sementara itu, pasar saham masih cenderung terkoreksi di Januari 2020-2022 karena efek pandemi yang melanda negara-negara global, termasuk Indonesia. Untuk awal 2023 dampak dari pandemi akan cenderung minim karena mayoritas masyarakat telah melakukan vaksinasi dan kegiatan ekonomi kembali berjalan normal.
Hal ini tentu dapat menjadi peluang investor untuk tetap berinvestasi di reksadana saham hingga mencapai target keuntungan yang optimal pada awal tahun 2023. Pasar Saham Indonesia diproyeksikan tetap atraktif di 2023 didukung fundamental yang kuat dan inflasi yang terjaga. Hal tersebut menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas portofolio investor global.
IHSG sendiri diperkirakan dapat menunjukkan kinerja lebih baik di semester II 2023, karena di semester pertama investor global akan terfokus pada pasar saham China dan AS yang sudah terkoreksi tajam di 2022 lalu. Namun, Smart Investor tetap dapat memanfaatkan potensi January Effect di awal tahun 2023 untuk investasi reksadana berbasis saham.
Smart Investor juga dapat mencermati beberapa pilihan reksadana saham dan reksadana indeks berikut, yang selama 2022 mencatat kinerja unggul dan memiliki tata kelola perusahaan (GCG) yang baik.
Daftar Reksadana Saham & Indeks Unggulan di 2022
Sumber: Tim Analis Bareksa, Return per NAV 27 Desember 2022
Selain tetap berinvestasi pada reksadana saham dan indeks, Smart Investor juga dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut.
Investor dengan profil risiko agresif dapat terus cermati sentimen yang ada di pasar saham. Melihat momentum fluktuasi di IHSG, investor dapat pertimbangkan akumulasi bertahap di reksa dana saham maupun reksa dana indeks jika IHSG berada di rentang level 6.600-6.800.
Sementara itu, investor profil risiko moderat dapat tetap berinvestasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, karena melihat imbal hasil (yield) acuan SBN saat ini masih stabil di level 6,9%. Investor dapat akumulasi di reksadana pendapatan tetap berbasis SBN jika yield acuan dapat naik kembali di atas level 7,2%.
Untuk semua jenis profil risiko dapat tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang yang umumnya lebih stabil.
Sumber: Tim Analis Bareksa, Return per NAV 27 Desember 2022
Segera Investasi di Reksadana Sekarang, Klik di Sini
(Sigma Kinasih/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan dalam berinvestasi reksadana.