Bareksa.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengimbau agar masyarakat yang sudah berwirausaha atau juragan bisnis bisa menyisihkan pendapatannya untuk mulai menabung emas. Sebab, menabung emas bisa jadi alternatif perencanaan keuangan untuk perlindungan saat mengalami masa sulit.
"Caranya bagaimana menyisihkan sebagian uang bisa menabung emas yang naik nilainya dan bisa juga buat modal usaha," ujarnya di Velodrome Jakarta, Senin (12/2) dilansir CNBC Indonesia.
Emas memang dinilai sebagai salah satu instrumen investasi yang patut dipilih guna menghadapi ancaman resesi, maupun untuk persiapan menjaga nilai aset di masa depan. Sebab emas memiliki sejumlah kelebihan, salah satunya cocok sebagai alat hedging atau sarana lindung nilai.
Masyarakat harus mempersiapkan diri dengan menabung atau investasi emas sebagai bantalan menghadapi goncangan krisis. Alasannya, investasi emas masih sangat menjanjikan. Bahkan Tim Analis Bareksa memprediksi harga emas bisa menyentuh level kisaran Rp1,15 juta hingga Rp1,25 juta per gram di 2024.
Harga Emas Hari Ini, Senin (12/2/2024)
Emas | Harga Beli Emas Hari Ini |
Emas spot | US$2.021 per troy ounce |
Emas Treasury | Rp1.048.334 per gram |
Emas Pegadaian | Rp1.059.000 per gram |
Emas Indogold | Rp1.043.000 per gram |
Emas Antam | Rp1.135.000 per gram |
Sumber : Bareksa Emas, harga-emas.org, emas spot per pukul 16.54 WIB
Target itu masih ada potensi kenaikan dibandingkan harga emas hari ini, Senin (12/2) di kisaran Rp1.043.000 hingga Rp1.059.000 untuk harga emas Indogold, Treasury dan Pegadaian yang tersedia di fitur Bareksa Emas. Potensi selisih kenaikannya mencapai 8,5% hingga 18%.
Prediksi Tim Analis Bareksa tersebut mempertimbangkan potensi 3 kali pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) di 2024 masing-masing 0,25% atau total 0,75% dari level saat ini 5,25-5,5%. Suku bunga AS yang lebih rendah bisa membuat dolar dan imbal hasil Obligasi Negara AS melemah.
Kondisi ini bisa menguntungkan emas. Sebab melemahnya dolar AS akan membuat emas jadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah dan melemahnya obligasi AS, akan membuat emas jadi lebih menarik karena logam mulia merupakan aset investasi yang tidak memberikan bunga atau imbal hasil.
Menurut data yang dikompilasi Bareksa, dalam 30 tahun terakhir, Indonesia pernah dua kali mengalami resesi. Resesi, yang secara teori artinya penurunan ekonomi dalam 2 kuartal berturut-turut, di Indonesia terjadi pada 1998 dan 2020.
Menurut Data Bank Dunia, pada 1998, Indonesia mengalami kontraksi ekonomi yang parah dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto minus 13,13%. Kemudian, pada 2020, resesi Indonesia ditandai dengan ekonomi yang tumbuh negatif 2,07% akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
Harga emas, sebagai satu jenis aset investasi, juga bisa naik dan turun. Pergerakan harga emas juga bergantung pada permintaan dan pasokan di pasar, seperti halnya dalam hukum ekonomi.
Meski harga emas dalam dolar AS terpantau stagnan ketika resesi 1998, namun harga logam mulia dalam rupiah melonjak 31,14% jadi di kisaran Rp74.000 per gram. Sebab, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga melemah hingga 32,23% dari Rp6.000an jadi Rp8.000 per dolar AS.
Sementara itu, pada resesi 2020, harga emas global melonjak sehingga ikut mengerek nilai emas dalam rupiah 21,57% hingga mendekati Rp1 juta per gram. Namun, kurs rupiah terhadap dolar AS pada 2020 hanya melemah 1,21%.
Periode | Pertumbuhan PDB Indonesia | Pergerakan Rupiah/Dolar AS | Pergerakan Harga Emas (Rupiah) |
1998 | -13,13% | 32,23% | 31,14% |
2020 | -2,07% | 1,21% | 21,57% |
Sumber : Tim Riset Bareksa
Melihat data historis tersebut, maka tidak hanya masyarakat umum, para pebisnis atau juragan usaha juga bisa mempertimbangkan emas. Sebab ternyata menabung emas tidak hanya bisa jadi senjata ampuh melawan resesi, namun kinerja imbal hasilnya juga menarik. Bukti pendukung lainnya, Kamu bisa melihat berapa cuan investasi emas sepanjang tahun 2023, berikut catatannya:
Harga Beli dan Jual Emas di Bareksa Emas
Periode | Harga | Pegadaian | Treasury | Indogold |
31 Des 2020 | Beli | Rp911.000 | Rp873.000 | Rp909.000 |
Jual kembali (buyback) | Rp883.000 | Rp845.000 | Rp872.000 | |
31 Des 2021 | Beli | Rp878.000 | Rp858.000 | Rp873.000 |
Jual kembali (buyback) | Rp851.000 | Rp831.000 | Rp839.000 | |
30 Des 2022 | Beli | Rp950.000 | Rp940.000 | Rp928.000 |
Jual kembali (buyback) | Rp921.000 | Rp909.000 | Rp891.000 | |
29 Des 2023 | Beli | Rp1.057.000 | Rp1.061.000 | Rp1.047.000 |
Jual kembali (buyback) | Rp1.025.000 | Rp1.026.000 | Rp1.017.000 |
Sumber : Bareksa Emas
Dari hasil simulasi terlihat, jika Kamu membeli emas Pegadaian di Bareksa Emas pada akhir 2022 yang seharga Rp950.000 per gram, kemudian Kamu menjualnya di akhir 2023 yang seharga Rp1.025.000 per gram (harga buyback). Dengan begitu Kamu meraih imbal hasil Rp75.000 atau cuannya 7,89%.
Senada jika Kamu membeli emas Treasury di harga Rp940.000 pada akhir 2022, kemudian menjualnya di harga Rp1.026.000 per gram (harga buyback) pada akhir 2023, artinya Kamu meraih cuan Rp86.000 atau untung 9,14%. Terakhir, jika Kamu membeli emas Indogold di harga Rp928.000 per gram pada akhir 2022, kemudian menjualnya di harga Rp1.017.000 pada akhir 2023 (harga buyback), maka Kamu meraih cuan Rp89.000 atau 8,75%.
Besaran imbal hasil atau cuan dari investasi emas di Bareksa Emas tersebut bahkan jauh di atas bunga deposito perbankan. Suku bunga penjaminan bank umum Lembaga Penjamin Simpanan saat ini di level 4,25% dan masih harus dipotong pajak 20%. Sedangkan keuntungan dari investasi emas tidak dikenai pajak, sebab pajaknya sudah dikenakan atau termasuk di harga beli dan jual kembali.
Cukup menarik bukan? Bagi para pebisnis agar asetnya tetap aman saat resesi melanda, maka sudah semestinya mempertimbangkan emas sebagai salah satu instrumen investasinya.
Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Kamu bisa berinvestasi emas dari manapun dan kapanpun. Dalam menyediakan fitur Bareksa Emas, Bareksa bekerja sama dengan Pegadaian, Treasury, dan Indogold. Bareksa Emas sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Jika Kamu ingin bisa meraih cuan dalam mengelola keuangan dari hasil usahamu, maka bisa mencoba untuk menggunakan fitur Bareksa for Business (BFB) atau Bareksa Bisnis di super app investasi Bareksa. Platform Bareksa Bisnis hadir untuk membantu berbagai jenis bisnis, baik berupa UMKM atau institusi seperti yayasan, dana pensiun hingga korporasi besar dalam mengelola keuangan dan memaksimalkan keuntungan usaha, melalui investasi reksadana.
Semua jenis bisnis dapat membuka akun di layanan ini, baik yang sudah berbadan hukum berupa CV maupun PT, ataupun yang masih dimiliki perseorangan atau UMKM seperti Grab merchant. Bagi yang sudah berbadan hukum, syaratnya harus mendaftarkan NPWP badan usaha mereka.
Pemilik bisnis atau institusi yang mendaftar menjadi investor di Bareksa akan mendapat pendampingan investasi oleh Relationship Manager yang berpengalaman dari Bareksa. Platform Bareksa Bisnis juga menyediakan berbagai fitur yang dibutuhkan, antara lain otorisasi berlapis sebagai mekanisme kontrol perusahaan, notifikasi pengingat hasil investasi, serta laporan investasi yang lengkap untuk memudahkan pengelolaan manajemen kas perusahaan.
1. Multiple User Access
Beberapa stakeholder dapat masuk ke dalam akun institusi yang terdaftar.
2. Investment Report
Menyajikan laporan data investasi bagi para stakeholder.
3. Document Approval
Mendukung alur kerja institusi dalam bertransaksi.
4. Order Reminder
Sebagai pengingat untuk investasi secara rutin.
Daftar Bareksa Bisnis Sekarang
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/Rahmat Hidayat/AM)
***
- Download super app investasi Bareksa di App Store
- Download super app investasi Bareksa di Google Play Store
- Daftar akun di Bareksa sebagai pelaku usaha di sini
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.